Samosir (ANTARA) - Pemerintah melakukan berbagai program untuk meningkatkan pariwisata di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, termasuk mempercantik dermaga, membangun "waterfront city" (penataan kawasan tepi danau), serta membangun Jembatan Tano Ponggol sebagai ikon wisata.
"Di Tomok (daerah di sekitar Toba) ada beberapa hal yang harus kami kerjakan terutama penataan Tomok sendiri. Di sana ada tiga dermaga yang akan kami kerjakan, kalau dermaganya itu mungkin tahun 2020 karena harus didesain dulu," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau Pulau Samosir, Sumatera Utara, Senin.
Menurut Basuki Hadimuljono, di antara ketiga dermaga tersebut akan dihubungkan dengan jalan pedestrian sehingga orang juga bisa melintas di atas Danau Toba.
Selain itu, ujar Menteri PUPR, ada beberapa pasar yang oleh pihak pemda akan dipindahkan sehingga akan ditata sebagai kawasan wisata termasuk pasar suvenir.
Untuk daerah Pangururan, lanjutnya, akan dilakukan penataan Kampung Ulos Hutaraja di mana beberapa rumah di daerah pusat tenun di Samosir itu akan direhabilitasi.
"Kemudian ada waterfront city di Pangururan akan di desain dulu," kata Menteri Basuki.
Baca juga: Kementerian PUPR alokasikan Rp2,4 triliun untuk Danau Toba
Sementara itu di Tano Ponggol akan dibangun Jembatan Tano Ponggol sepanjang 450 meter untuk menggantikan jembatan lama. Jembatan ini nantinya akan menjadi ikon wisata baru Danau Toba karena disamping desainnya artistik, bagian bawah jembatan akan dapat dilewati kapal wisata sehingga dilakukan pelebaran dan pendalaman alur oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II.
Saat ini, alur Tano Ponggol mempunyai lebar rata-rata 25 meter dalam kondisi dangkal dan di beberapa bagian mengalami penyempitan hingga tinggal 8 meter. Alur Tano Ponggol akan dilakukan pelebaran menjadi 80 meter sepanjang 1,5 kilometer.
"Ini kan (jembatan yang lama) tidak bisa lewat perahu, maka akan kita coba lebarkan 80 meter dasarnya kita dalam kan, dan jembatannya juga akan kita bikin supaya kapal pesiar juga bisa keliling Pulau Samosir secara penuh. Ini saya kira akan kita kerjakan dan sekarang sudah 74 persen tinggal nanti sampai akhir tahun bisa selesai," ucapnya.
Kontrak pekerjaan itu dimulai Desember 2017 dan akan selesai Desember 2019 dengan anggaran mencapai Rp320 miliar.
Sebagaimana diwartakan, arsitek yang juga terlibat dalam pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba, Yori Antar menyatakan bahwa pengembangan pariwisata harus bisa mengangkat narasi kekhasan lokal karena itu yang lazimnya dicari para wisatawan.
Baca juga: Ini kata Menhub soal pelayaran Danau Toba
Yori mengingatkan bahwa sejarah Toba terjadi karena letusan besar pada zaman dahulu, dan setiap tempat wisata dinilai harus ditonjolkan narasi karakteristiknya.
Ia berpendapat bahwa bisa saja mengembangkan kawasan wisata ada nuansa futuristiknya, tetapi tetap hal tersebut harus berawal dari kekhasan lokal serta mesti ada sentuhan budayanya.
"Harus ada sentuhan lokal karena menjadi destinasi wisata," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memastikan pembangunan fasilitas pendukung pariwisata kawasan sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, dari unsur atraksi, aksesibilitas, dan amenitas berjalan sesuai yang direncanakan.