Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengatakan gempa yang mengguncang Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara akibat pergeseran Sesar Sorong-Bacan.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, maka gempa tersebut merupakan gempa dangkal yang diduga kuat dipicu oleh sesar aktif," kata dia melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ia menambahkan gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter pada pukul 16.10 WIB pada kedalaman 29 kilometer di darat 63 kilometer Timur Kota Labuha dirasakan kuat di beberapa wilayah.
Baca juga: Gempa 7,2 SR guncang Timur Laut Maluku Utara
Guncangan pada Skala V Marcelli dirasakan di Obi. Selain itu, guncangan juga diraskaan di Labuha (Skala III), Manado dan Ambon (Skala II-III), kemudian Ternate, Namlea, Gorontalo, Sorong, dan Bolaang Mongondow (Skala II).
"Belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan. Pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami," tambahnya.
Baca juga: Sejumlah gempa susulan guncang Maluku Utara-Papua
Rahmat mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggalnya cukup tahan terhadap gempa atau tidak mengalami kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan.
Sementara itu, BMKG mencatat telah terjadi delapan kali gempa susulan setelah gempa tersebut.