Tapanuli Utara (ANTARA) - "Deputy General Manager" PT Toba Pulp Lestari, Janres Silalahi mengatakan, perusahaan penghasil bubur kertas tersebut selalu berkomitmen untuk pelestarian hutan dalam setiap sisi proses pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan yang telah digeluti perusahaan.
"Dengan konsep pengelolaan secara lestari dan berkesinambungan atau 'sustainable forestry', perusahaan berkapasitas produksi 240 ribu ton ini merencanakan pembangunan hutan sekitar 75 ribu ha atau 40 persen dari total 185.016 ha luasan izin lahan yang diberikan pemerintah," terang Janres, Jumat (28/6).
Dikatakan, total luasan lahan tersebut dimiliki oleh TPL untuk ditanami eucalyptus yang termuat dalam izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman industri (IUPHHK-HTI) melalui SK Menteri Kehutanan nomor 493/Kpts-II/1992, tanggal 1 Juni 1992, SK Menhut nomor SK.58/Menhut-II/2011.
"Pembangunan hutan tanaman industri dengan konsep penanaman 3 juta bibit setiap bulannya, dengan volume 1.667 batang pohon di setiap luasan hektar lahan, yang artinya, TPL telah melaksanakan pembangunan hutan tanaman industri dengan 36 juta pohon setiap tahun," jelasnya.
Dalam proses pelaksanaan penanaman yang dilakukan di hutan kayu, TPL juga memberdayakan masyarakat lokal dengan sistem pekerja kontraktor yang mencapai jumlah sekitar 7.000 orang.
"Penanaman eucalyptus di HTI dilakukan melalui sistem persiapan lahan tanpa bakar dan tanpa cabut akar untuk mencegah ancaman ancaman erosi," sebutnya.
Penanaman eucalyptus dilakukan dengan bibit "clone" yang keunggulannya sama dengan pemupukan dan perawatan yang juga dilakukan dengan sangat memperhatikan keselamatan lingkungan serta pemanenan yang kemudian diikuti penanaman ulang dalam waktu kurang dari 100 hari.
Janres juga menjelaskan bahwa di pusat pembibitan atau "nursery", perusahaan tidak hanya mengembangkan bibit eucalyptus semata, namun ada beberapa jenis tanaman yang juga dikembangkan oleh para ahli tanaman.
"Selain eucalyptus, kita juga mengembangkan bibit kemenyan atau 'haminjon' dalam istilah orang Batak, dan kita sudah bagikan kepada beberapa kelompok masyarakat semenjak tahun 2013. Kita harapkan ini dapat membantu masyarakat dalam pengembangan kemenyan," ungkap Janres.
Selain dari pengembangan bibit, pelestarian kawasan hutan juga menjadi sasaran perhatian khusus TPL melalui penerapan berbagai usaha yang dilakukan, baik itu penerapan kawasan lindung dan kawasan pelestarian plasma nutfah yang ditujukan untuk menjaga kelestarian hutan.
Kata Janres, persoalan kebakaran hutan yang kerap terjadi setiap tahun dan menjadi fenomena disebut tidak pernah mengakibatkan kerusakan fatal bagi kawasan HTI yang dikelola TPL.
"Kita secara rutin mengadakan sosialisasi kesadaran masyarakat akan api bahkan kita telah membentuk kelompok masyarakat peduli api (MPA) di setiap areal kerja perusahaan," katanya.
Selain pembentukan MPA tersebut, pembangunan menara pantau api secara permanen telah diterapkan di beberapa titik di kebun eucalyptus yang termanfaatkan dengan baik oleh personel "environment TPL" dalam melakukan pemantauan kebakaran.
"Bahkan kita kerap membantu pemerintah dalam pemadaman kebakaran hutan, terakhir kita membantu pemadaman kebakaran hutan di Dolok Tolong Kabupaten Toba Samosir," imbuhnya.
Untuk tujuan pelestarian hutan, peringatan hari penanggulangan degradasi lahan dan kekeringan dunia yang dihadiri Menteri LHK Sitinurbaya Bakar, Menko Perekonomian Darmin Nasution, dan pihak lainnya, pada 27 Juni 2019, di Desa Huta Ginjang, Kecamatan Muara, Tapanuli Utara.
Serta kegiatan penandatanganan nota kesepahaman pengembangan tanaman Macadamia antara Ditjen PDASHL dengan Inhutani IV, Inhutani Iv dengan BUMN/S, dan Ditjen PDASHL dengan Bupati Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Samosir, dan Tapanuli Utara, serta penanaman pohon dan peninjauan persemaian permanen Huta Ginjang.
TPL sebagai salah perusahaan penghasil pulp yang menggunakan eucalyptus sebagai bahan bakunya juga turut berperan dalam memeriahkan pameran beberapa instansi dan perusahaan swasta.