Jakarta (ANTARA) - Kepolisian Republik Indonesia bekerja sama dengan Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia (PBMI) mengikutsertakan 720 pasien bibir sumbing dari 34 provinsi di Indonesia untuk dioperasi secara gratis pada 16-18 Juni 2019.
"Kegiatan sosial ini dalam rangka HUT Bhayangkara ke-73 pada 2019 sekaligus memecahkan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI)," kata Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Musyaffak di Jakarta, Senin.
Kegiatan bedah mulut dan langit-langit bertema "Senyum Bersama Polri" yang diselenggarakan di Jakarta bertempat di lantai tiga Gedung Utama RS Bhayangkara TK I R Said Sukanto.
Sedangkan pasien di daerah lain akan dioperasi di Rumah Sakit Bhayangkara yang ada di daerah mereka.
Menurut Musyaffak terdapat 29 pasien bibir sumbing di wilayah Jakarta dan sebagian Tangerang yang akan menjalani bedah mulut dan langit-langit oleh dokter spesialis di rumah sakit tersebut.
Mayoritas pasien tersebut berusia anak-anak dan balita.
"Awalnya kami memperoleh 35 pasien yang mendaftar, namun setelah dilakukan pemilahan, enam di antaranya dianggap tidak memenuhi kualifikasi," katanya.
Kualifikasi yang dimaksud meliputi cek fisik berdasarkan laboratorium, rekam jantung, rontgent, termasuk tingkat kerumitan bedah.
Agenda bedah mulut dan langit-langit pasien melibatkan 40 dokter spesialis dari rumah sakit di Jakarta, dokter Polri, instansi kesehatan di Aceh, Universitas Indonesia di Depok, dan lainnya.
Musyaffak optimistis kegiatan itu sekaligus memecahkan rekor MURI yang selama ini masih dipegang oleh Polda Kalimantan Selatan sekitar 600 pasien.
Salah satu orang tua pasien bibir sumbing, Deti Sumiati, mendaftarkan anaknya yang masih balita bernama, Devanto, sejak April 2019 di RS Harapan Kita Jakarta.
"Saya hanya meninggalkan nomor telepon di RS Harapan Kita dan ini gratis," katanya.
Warga Jakarta Barat itu mengaku sangat terbantu dengan program sosial tersebut.
Adapun kebutuhan biaya pada proses bedah di rumah sakit swasta berkisar Rp580.000 hingga Rp16,5 juta tergantung kondisi kelainan pasien.
Kini, Deti yang berprofesi sebagai buruh cuci merasa lebih percaya diri setelah putranya menjalani bedah mulut selama lebih kurang 1,5 jam di RS Bhayangkara.
"Mudah-mudahan anak saya seperti yang lain dan tidak minder lagi. Awalnya saya minder karena tiga kakaknya normal," katanya.
.