New York (ANTARA) - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor memantau prospek perdagangan global serta langkah kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) berikutnya.
Dolar sempat tergelincir di sesi pagi setelah Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan indeks harga konsumen negara itu untuk semua konsumen perkotaan meningkat 0,1 persen pada Mei berdasarkan penyesuaian secara musiman, setelah naik 0,3 persen pada April.
Inflasi inti yang diawasi ketat, tidak termasuk makanan dan energi, juga sedikit meningkat 0,1 persen bulan lalu.
Data inflasi yang lemah datang ketika para investor semakin berspekulasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuannya.
Ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga pada Juli berada di 84,3 persen pada Rabu (12/6/2019), menurut alat FedWatch CME Group.
Dolar AS kemudian naik karena pasar mendapatkan kembali optimisme bahwa Amerika Serikat akan membuat perjanjian dengan mitra dagang utamanya.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,33 persen menjadi 96,9989 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,1286 dolar AS dari 1,1332 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2687 dolar AS dari 1,2722 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6926 dolar AS dari 0,6959 dolar AS.
Dolar AS dibeli 108,50 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,49 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9956 franc Swiss dari 0,9918 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3332 dolar Kanada dari 1,3286 dolar Kanada.
Dolar AS menguat karena investor pantau prospek perdagangan
Kamis, 13 Juni 2019 8:54 WIB 835