Jakarta (ANTARA) - Kristina Herawati Yudhoyono yang akrab disapa Ibu Ani merupakan sosok yang selalu mampu menorehkan kesan terdalam khususnya di mata orang-orang yang pernah dekat dengannya selama menjadi Ibu Negara RI.
Tak terkecuali bagi Dian Puspita pegawai di Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg) yang pernah selama 10 tahun menjadi staf pribadi Bu Ani.
Dian saat dihubungi di Jakarta, Minggu, mengatakan sosok Ibu Ani sangat mengesankan tak hanya dalam perannya sebagai ibu negara ketika itu tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau menurut saya beliau baik dan penuh perhatian kepada siapapun. Satu yang patut menjadi inspirasi adalah beliau senang membaca dan menambah wawasan tentang apa saja,” kata Dian.
Baca juga: Ani Yudhoyono akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Baca juga: Ani meninggal dunia dalam kondisi tidak sadar
Satu hal yang berkesan baginya adalah saat Ramadhan tahun lalu, Bu Ani mengundang para staf pribadi dan ajudan yang pernah membantunya selama 10 tahun ke rumahnya, termasuk Dian.
Setelah pertemuan itu, Bu Ani mem-posting foto mereka di akun instagram pribadinya dan menuliskan status yang bagi Dian sangat mengharukan.
Baca juga: Ani Yudhoyono dan kepakan sayap terakhir sang putri prajurit
“Akhir pekan kemarin terbilang spesial karena Minggu, 10 Juni 2018, saya dan keluarga berkesempatan berbuka bersama dengan para staf dan ajudan yang pernah bekerja dan membantu saya selama 10 tahun menjadi Ibu Negara. Lama tidak bertemu, membuat saya pangling dengan penampilan sebagian mereka. Ada yang sudah punya putra dan putri dan ada yang sedang hamil,” tulis Bu Ani dilengkapi foto bersama.
Dian amat terkesan dengan pertemuan itu karena Ibu Ani mengajak para staf pribadi dan ajudan mengobrol lebih lama dari biasanya.
Di Mata Wartawan
Tak berbeda dengan Dian, wartawan senior Investor Daily Novi Lumanauw yang juga selama 10 tahun bertugas dan dekat dengan Ibu Ani.
Kerapkali bertugas mengawal berita dan acara-acara kepresidenan yang dihadiri Ibu Negara ketika itu membuat Novi merasa punya kesempatan mengenal Ibu Ani dengan lebih dekat.
“Ibu Ani adalah pribadi mengesankan,” kata Novi. Menurut dia, dalam menjalankan perannya sebagai Ibu Negara, periode 2004-2009 dan 2009-2014, Ibu Ani sangat setia dan tiada mengenal lelah mendampingi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI, dalam kunjungan ke berbagai daerah maupun luar negeri.
Pada suatu kunjungan ke Amerika Serikat, pada September 2012, Ibu Ani mendampingi Presiden SBY. Saat itu, Ibu Ani mendampingi Presiden SBY berpidato pada sesi debat umum sidang Majelis Umum PBB ke-67, di Markas PBB, New York. Ibu Ani dengan sabarnya mendampingi Presiden SBY.
“Ibu Ani juga akrab dengan wartawan peliput kegiatan kepresidenan,” katanya.
Pernah, pada suatu kesempatan, saat Presiden SBY menggelar acara buka puasa pada bulan Ramadan, dengan Wartawan Kepresidenan, Novi kebetulan tidak berkesempatan mengikuti sesi foto bersama, rupanya, Ibu Ani mengetahui hal itu.
“Selesai sesi foto bersama, Ibu Ani langsung memanggil saya dan mengajak Presiden SBY melakukan foto bersama. Saya terkejut dan bangga, ternyata di tengah keramaian, Ibu Ani sangat memperhatikan wartawan,” kata Novi.
Ia pun mendoakan agar Ibu Ani yang menghembuskan napas terakhir di NUH Singapura diterima di sisi Alloh SWT.
Sementara itu, Rini Hairani wartawan RRI yang ketika pertama bertugas sebagai wartawan kepresidenan merasa mendapatkan sambutan yang begitu baik dari Ibu Ani meskipun belum memiliki banyak pengalaman.
Sebagai “anak baru” di Istana ketika itu, Rini merasakan betapa keramahan Ibu Ani sebagai Ibu Negara ketika itu sangat membuat nyaman siapapun yang berada di dekatnya.
“Sebagai Ibu Negara, Ibu Ani super ramah pada wartawan,” kata Rini.
Rini melihat langsung bagaimana Ani Yudhoyono saat mendampingi SBY kunjungan kerja hampir pasti menyapa wartawan yang menyertainya.
“Pasti tiap beliau berpapasan dengan wartawan selalu bertanya ke kami halo apa kabar, sudah makan belum?” kata Rini.
Momen yang sangat membuat Rini terharu adalah saat upacara transisi kursi kepresidenan dari SBY ke Joko Widodo ketika Istana dibuka untuk umum.
“SBY ingin membuat tradisi agar transisi pemerintahan berjalan baik di mata masyarakat, ketika itu saya trenyuh dan menangis saat melihat Pak SBY dan Bu Ani keluar dari Istana Merdeka, meminta izin dan bahkan meminta maaf atas kesalahan mereka selama menjadi presiden dan ibu negara, itu momen yang bikin terharu banget,” kata Rini.
Kenangan lain yang tak kalah mengesankan adalah saat Bu Ani dan wartawan istana kepresidenan diam-diam memberikan kejutan ulang tahun kepada SBY.
“Waktu itu Pak SBY benar-benar tidak tahu dan kaget karena kami kerja sama dengan Danpaspampres dan Bu Ani untuk memberikan surprise ke Pak SBY,” katanya.
Satu hal yang membuatnya merasa salut kepada Ani Yudhoyono adalah kecerdasannya.
“Yang saya salut Bu Ani adalah beliau sangat cerdas. Di setiap kesempatan ada spouse program saat mendampingi Pak SBY di event internasional, wawasannya luas banget, dan benar-benar sosok ibu negara yang elegan,” kata Rini mengenang.
Ani Yudhoyono meninggal dunia dalam perawatan di National University Hospital Singapura, Sabtu.