New York (ANTARA) - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) terus bergerak naik di akhir perdagangan pada Jumat sore waktu setempat (Sabtu pagi WIB) di tengah pound sterling Inggris yang lebih lemah, karena kecemasan investor tetap tumbuh terkait kekacauan yang sedang berlangsung di sekitar Brexit.
Diskusi lintas partai Inggris atas Brexit pada hari Jumat berakhir tanpa kesepakatan enam pekan setelah dimulai.
Pemimpin Oposisi Parlemen Inggris dari Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan dalam sebuah surat kepada Perdana Menteri (PM) Theresa May bahwa pembicaraan tidak dapat dilanjutkan karena "semakin lemah dan tidak stabilnya" pemerintah.
Perkembangan terakhir terjadi satu hari setelah May berjanji menetapkan jadwal untuk meninggalkan Downing Street setelah pemungutan suara Parlemen atas RUU Penarikan (Withdraw Agreement Bill), undang-undang yang diperlukan untuk mengimplementasikan kesepakatan May, bulan depan.
Indeks dolar, yang mengukur nilai mata uang tersebut terhadap enam mata uang utama, naik 0,14 persen pada 97,9929 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1159 dolar dari 1,1171 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound sterling Inggris turun menjadi 1,2725 dolar dari 1,2791 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6866 dolar dari 0,6893 dolar.
Dolar AS dibeli 110,10 yen Jepang, lebih tinggi dari 109,84 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0110 franc Swiss dari 1,0101 franc Swiss, dan dolar Kanada jatuh ke 1,3442 dolar dari 1,3462 per dolar AS.