Sibolga (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meninjau lokasi bom Sibolga yang berlokasi di Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga, Sumatera Utara yang merupakan lokasi padat penduduk, Minggu (17/3).
Presiden Jokowi tiba sekitar pukul 12.30 WIB didampingi Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, tokoh masyarakat Sibolga, Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tanjung dan Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk.
Presiden menyusuri gang tanah selebar sekitar satu meter untuk dapat sampai ke lokasi ledakan yang tinggal puing-puing.
Di rumah terduga teroris yang telah ditangkap oleh Densus Antiteror 88 Abu Hamzah hanya tertinggal kubangan air berwarna abu-abu.
Setelah meninjau lokasi bom, Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mendatangi posko tanggap darurat ledakan bom kota Sibolga untuk berbicara dengan seratusan warga yang rumahnya terdampak bom dan memberikan bantuan secara simbolis.
Menurut Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk, ada 171 KK yang terdiri dari 161 rumah terkena bom yang meledak pada Rabu (13/3) dini hari tersebut.
Abu Hamzah ditangkap pada Selasa (12/3). Sedangkan istrinya, Solimah, meledakkan bom rakitan pada sekitar pukul 01.20 WIB, Rabu (13/3). Upaya negosiasi berjam-jam polisi yang juga menggandeng ulama setempat, tak membuahkan hasil.
Baca juga: Presiden Jokowi serahkan bantuan kepada korban bom Sibolga
Ia meledakkan diri bersama anaknya berusia sekitar 2 tahun. Keduanya tewas dengan kondisi jasad tak utuh. Ledakan itu menyebabkan lebih dari 100 keluarga rumahnya ikut rusak.
Dari rumah Abu Hamzah di Jl KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Sibolga, polisi menyita banyak barang bukti, yakni 2 bom pipa, 4 buah casing tabung pipa dari LPG, 100 kg flash powder, 2 bom pipa tabung, termasuk 1 bom pipa elbow.
Husain alias Abu Hamzah diduga sudah 6 tahun aktif dalam kelompok jaringan teroris. Ia punya keahlian merakit bom.
Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri sudah menangkap tujuh orang terduga teroris yang memiliki hubungan dengan jaringan Abu Hamzah di Sibolga, Sumut.
Ketujuh orang tersebut adalah AK aliae Ameng, P alias Ogel, RG alias R, A, R, Y alias Khodijah dan RS alias PS. Mereka ditangkap di Sibolga, Klaten, dan Bandarlampung.