Yogyakarta (Antaranews Sumut) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi meluncurkan satu kali guguran lava pijar pada Selasa.
Melalui akun twitter yang dipantau Antara di Yogyakarta, BPPTKG menyebutkan berdasarkan data seismik pada Selasa, pukul 00.00-06.00 WIB, dari gunung api itu terekam empat kali gempa guguran dengan durasi 16-55 detik. Selanjutnya, satu kali guguran lava pijar teramati dari CCTV meluncur ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 500 meter.
Berdasarkan pengamatan via PGM Kaliurang, kawasan Gunung Merapi pada Selasa pagi secara visual tampak dengan suhu udara berkisar 19,6 derajat Celsius, kelembaban udara 90 persen RH, angin tenang, dan tekanan udara 919,2 Hpa.
Pada Senin (18/2), berdasarkan hasil pemantauan mulai pukul 00.00-24,00 WIB, BPPTKG mencatat total tuju kali awan panas guguran yang keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur 200-1.000 meter.
Selama pemantauan itu, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Guguran lava pijar teramati 30 kali ke tenggara (Kali Gendol) dengan jarak luncur berkisar 150-900 meter.
Menurut analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang dirilis BPPTKG untuk periode 8-14 Februari 2019, volume kubah lava gunung itu relatif tetap dengan data pekan sebelumnya, yakni 461.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 1.300 meter kubik per hari.
Kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Berhubung sudah terjadi beberapa kali awan panas guguran yang jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG meminta masyarakat yang tinggal di alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.