Yogyakarta (Antaranews Sumut) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat tiga kali guguran lava pijar Gunung Merapi yang meluncur ke arah hulu Kali Gendol, Kamis (17/1).
Melalui akun twitter resminya, BPPTKG menyatakan bahwa sejak pukul 00.00-06.00 WIB teramati tiga kali guguran lava ke arah tenggara Gunung Merapi. Lava pijar gugur dengan jarak luncur 400 meter dan durasi 40-194 detik.
Khusus untuk guguran pada pukul 05.57 WIB jarak luncurnya tidak teramati karena kabut. Namun, berdasarkan data seismik guguran lava itu tercatat memiliki durasi 194 detik.
Selain itu, BPPTKG juga melaporkan terjadinya hujan abu di Dusun Ngaliyan, Desa Mriyan, Boyolali, Jawa Tengah.
Sementara cuaca di Gunung Merapi pada Kamis pagi ini dilaporkan berkabut. Angin di gunung itu bertiup ke arah barat dengan kecepatan 1,5 kilometer per jam dengan suhu udara 21,3 derajat celcius dengan kelembaban udara 87 persen RH, dan tekanan udara hingga 91,4 hpa.
Sebelumnya, pada Rabu (16/1) malam hasil pengamatan BPPTKG mulai pukul 18.00 hingga 24.00 WIB, juga menyebutkan satu kali guguran dengan jarak luncur 400 meter ke arah hulu Kali Gendol.
Berdasarkan analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang terakhir dirilis BPPTKG, volumenya mencapai 439.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan mencapai 3.400 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya.
Saat ini kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
Mengacu pada data aktivitas vulkanik Merapi, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.