Medan (Antaranews Sumut) - Sumatera Utara pada November 2018 mengalami deflasi sebesar 0,51 persen sehingga secara "year on year" inflasi daerah itu masih mencapai 1,77 persen.
"Deflasi di November karena didorong terjadinya deflasi di tiga dari empat kota yang dijadikan IHK (Indeks Harga Konsumen) " ujar Kabid Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark SP Sitinjak di Medan, Senin.
Di Medan misalnya terjadi deflasi
0,64 persen, Sibolga 0,28 persen dan Pematangsiantar 0,01 persen.
"Hanya Padangsidempuan yang inflasi 0,50 persen,"ujarnya.
Terjadinya deflasi di tiga kota IHK antara lain didorong penurunan harga cabai merah dan gula pasir.
Di Medan misalnya harga kelompok bahan makanan turun 3, 30 persen, kelompok sandang 0,24 persen dan kesehatan 0,10 persen.
"Dengan terjadinya deflasi di November, maka secara 'year on year' inflasi di Sumut masih mencapai 1,77 persen,"ujar Bismark.
Angka inflasi Sumut secara YoY itu di bawah angka nasional yang 3, 23 persen.
"Dengan deflasi di November 0,51 persen, angka Sumut itupun masih di bawah angka nasional yang inflasi 0,27 persen,"katanya
Pengamat ekonomi Sumut Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, Tim Pengendali Inflasi tetap harus menjaga ketat harga khususnya bahan pangan di Desember.
Menurut dia, pada Desember, kemungkinan terjadi deflasi sangat besar dari berbagai sektor mulai dari harga bahan pangan dan jasa.
"Ada momentum Natal dan Tahun Baru, ada kemungkinan harga bahan pangan, hotel dan jasa angkutan khususnya penerbangan naik,"katanya.