Tarutung (Antaranews Sumut) - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam forum perjuangan mahasiswa IAKN Tarutung menggelar aksi damai dalam dua hari berturut yang berujung pada penandatangan mosi tidak percaya oleh mahasiswa dan sejumlah dosen atas kepemimpinan sang rektor, prof Lince Sihombing.
"Belasan poin tuntutan yang kita minta penjelasannya tidak mendapat tanggapan. Akhirnya, bersama-sama, kita menandatangani mosi tidak percaya yang salah satu poinnya terkait tuntutan penggantian rektor," terang Ketua Senat Trugle Sihombing didampingi koleganya, Pendopa Purba, Jumat.
Disebutkan, hari pertama aksi pada Rabu, 11 April 2018, digelar mahasiswa untuk mempertanyakan sejumlah poin yang dinilai krusial untuk mendapatkan penjelasan dari sang rektor.
Mahasiswa mempertanyakan akreditasi jurusan seperti jurusan teologi yang masa berlakunya telah berakhir sejak Januari 2018 lalu, agenda perjalanan dinas rektor yang mengabaikan sejumlah urusan internal, juga larangan penggunaan fasilitas auditorium kampus.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga menyoroti tidak berfungsinya lembaga kemahasiswaan karena penundaan pelantikan pengurus, pembongkaran yang dilakukan sepihak atas sekretariat paduan suara simponi yang merugikan mahasiswa, serta sejumlah persoalan lainnya.
"Kita juga mempertanyakan praktik nepotisme yang dilakukan oleh rektor IAKN dengan memasukkan anak dan menantunya sebagai pegawai honorer dan dosen honorer merangkap pembina asrama yang tidak sesuai dengan kebutuhan lembaga," jelas Trugle.
Demikian halnya, dengan dugaan pemalsuan tandatangan mahasiswa dalam daftar mata kuliah yang dibawakan prof Lince, serta sikap intimidatif dan arogan sang rektor, juga menjadi poin tuntutan mahasiswa.
"Namun, rektor yang berada di kantor rektorat tidak bersedia menemui mahasiswa untuk memberikan penjelasan. Kita sangat miris akan hal ini," imbuh Pendopa Purba.
Sehingga, pada keesokan harinya, aksi damai lanjutan digelar mahasiswa bersama sejumlah dosen dengan menandatangani mosi tidak percaya atas kepemimpinan prof Lince yang diminta segera disikapi Menteri Agama RI untuk segera menerapkan pengganti rektor.
Terkait tudingan mahasiswa yang dimuat dalam poin tuntutan aksi, prof Lince yang dihubungi via selulernya tidak bersedia untuk memberikan tanggapan.