Panyabungan (Antaranews Sumut) - Setidaknya 500 entri diksi bahasa Mandailing di usulkan oleh Dinas pendidikan kabupaten Mandailing Natal ke kamus besar bahasa Indonesia.
Kepala bidang kebudayaan dinas pendidikan kabupaten Mandailing Natal, Askolani Nasution mengatakan, bahasa Mandailing yang diusulkan masuk ke kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) ini nantinya akan menambah bahasa Mandailing pada kamus besar bahasa Indonesia.
Ia mengatakan, dalam pencarian pengumpulan bahan bahasa Mandailing tersebut selain melibatkan Bagian kebudayaan dinas pendidikan juga di melibatkan tim dari Balai bahasa Sumatera Utara.
"Dalam beberapa hari ini tim dari Balai bahasa Sumatera Utara yang terdiri dari Hasan Al Banna, Chairani Nasution, M. Si dan Melani Rahmi Siagian, S. Si sudah melakukan pendataan bahasa Mandailing tersebut ke Mandailing Natal," katanya.
Pada pengumpulan tersebut sebanyak 500 entri bahasa yang sudah berhasil dikumpulkan oleh Bagian kebudayaan dinas pendidikan dengan tim balai bahasa Sumut.
Disebutkannya, bahasa Mandailing yang dikumpulkan tersebut ternyata banyak memiliki muatan makna kosa katanya yang jauh lebih sederhana dibandingkan bahasa Indonesia.
"Tentu, harus adu argumentasi lagi dengan tim penyusun KBBI nanti. Apalagi persaingan antar-budaya daerah di Indonesia begitu pelik," ujarnya.
Mulai dari fonem, morfem, kata, tataran sintaksis, semantik, psikolingistik, hingga ranah sosiolingistiknya ini harus dibawa ke ranah linguistiknya.
"Jadi pembahasan bisa lebih detil dan kontekstual, sesuai dengan ranah linguistik bahasa Mandailing," sebut Askolani.
Dimisalkannya, kata [MANGANGKIPI], Prefiks (hata na marpanjoloi) [ma-] tidak bisa dipisahkan dengan sufiks (hata na marpangihut) [-i]. Jadi [ma-] yang memiliki bentuk alomorf [mang-] harus bersamaan masuknya dengan [-].
Kedua imbuhan (hata na marpanamba) tersebut berubah bentuk menjadi imbuhan gabung (konfiks) yang melekat pada bentuk dasar (hata bona) [angkip] (ungkap). Makna kamusnya adalah 'mengambil secuil makanan yang biasanya hasil dimasak, disimpan dalam wadah tertutup, lalu mencicipinya, dengan batasan sekali ambil sekali tutup'. (I buot sa aum, itutupi mulak).
konsep makna [MENCICIPI] dalam ranah bahasa Indonesia itu berbeda,karena tidak dibatasi dengan wadah yang ditutup sebagaimana dalam konteks sosiolinguistik bahasa Mandailing. Kelak, jika kata dasar ANGKIP masuk dalam KBBI dan bergabung dengan imbuhan bahasa Indonesia, kata itu akan berubah menjadi [MENGANGKIPI], karena prefiks [ma-] berubah menjadi [me-] dengan berbagai bentuk alomorfnya.
"Pada akhirnya, saya berharap akan ada tambahan baru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang bersumber dari kosa kata asli Bahasa Mandailing, dalam berbagai kelas kata (kata benda, kerja, sifat, dan lain-lain)," harap Askolani yang juga merupakan budayawan Mandailing itu.