"Mengingat banjir bandang melanda Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan dan Mandailing Natal," kata Parlindungan kepada Antara saat bersama Gubernur Sumut HT Erry Nuradi, di Huta Ginjang, Kecamatan Angkola Timur, Tapanuli Selatan, Rabu sore.
Kehadiran mereka di Desa (Huta) Ginjang, Sibio-bio tersebut dalam rangka melihat langsung jembatan sepanjang lebih 25 meter dan lebar 6 meter putus total dihantam banjir bandang terjadi, Minggu (26/3) sore.
Dia mengatakan terjadinya banjir bandang yang merenggut 7 nyawa manusia dan menghabisi ratusan rumah masyarakat serta harta benda itu diakibatkan lingkungan yang sangat sudah rusak.
"Sudah saatnya ketiga pemerintah daerah itu membuat serta menegakkan peraturan daerahnya mengatur tata lingkungannya sendiri,"sebutnya.
Dia mengatakan pembuatan atau penegakan aturan tersebut bukan bertujuan untuk mencegah hanya saja untuk sebuah tindakan pemulihan atau memulihkan kembali lingkungan.
"Lingkungan yang rusak perlu dipulihkan kembali dengan sebuah aturan dan sesuai fungsinya,"katanya.
Pemulihan lingkungan mengantisipasi agar kejadian seperti banjir bandang tersebut tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Apalagi mengingat wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) ini cukup rentan bencana karena posisinya berada diatas daerah patahan Angkola.
"Selain rentan bencana gempa Tabagsel juga rawan bencana banjir dan longsor utamanya Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal,"jelasnya.
Kalau kerentanan itu tidak cepat ditanggapi atau diatasi, Senator asal daerah pemilihan Sumatera Utara itu khawatir lambat laun bencana-bencana akan mengancam.
"Kita akan mendesak pihak Badan Meteorologi Klimonologi dan Geofisika (BMKG dan lembaga-lembaga lingkungan lain di Jakarta untuk dapat memberikan peta rawan bencana itu,"katanya.
Mengingat banyaknya material banjir bandang seperti kayu-kayu, dia meminta aparat penegak hukum atau tim untuk melakukan sebuah investigasi apakah kerusakan alam sebagai penyebab banjir bandang tersebut.
"Saya berharap ada tindakan tegas apabila ada oknum atau kelompok yang dengan sengaja menebangi hutan di hulu sungai Batang Ayumi,"pintanya.
Dia juga menyinggung kejadian banjir sungai Muara Batang Gadis di Mandailing Natal beberapa waktu lalu yang penyebabnya juga diakibatkan penebangan hutan.