Medan, 21/9 (Antara) - Seniman di Kota Medan menyayangkan belum adanya ikon khusus yang dapat menjadi gambaran sekaligus pengingat wisatawan yang berkunjung ke kota itu.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi B dan Dinas Koperasi dan UKM Sumut di Medan, Rabu, Ketua III Simpaian Seniman Seni Rupa Indonesia (Simpasri) Mangatas Pasaribu mengatakan, belum adanya ikon khusus Kota Medan tersebut sudah sering dipermasalahkan warga selama ini.
Karena itu, tidak mengherankan jika banyak warga yang tidak mampu menjawab apabila dipertanyakan tentang ikon Kota Medan tersebut.
Jawaban yang akan muncul sangat beragam, mulai dari Masjid Raya, Istana Maimun, menara air PDAM Tirtanadi, hingga sejumlah makanan yang dikenal selama ini.
Bahkan, ada yang menjawab dengan Danau Toba meski keberadaan potensi wisata nasional tersebut berada di daerah lain, bahkan dikelilingi tujuh kabupaten.
Dosen seni rupa dari Fakultas Seni dan Bahasa Universitas Negeri Medan (Unimed) tersebut mengharapkan kondisi itu menjadi perhatian serius bagi Pemprov Sumut dan Pemkot Medan.
Salah satu yang dapat dilakukan adalah mengadakan festival untuk memilih dan menentukan suatu benda yang sangat identik dengan Kota Medan untuk dijadikan ikon.
"Festival itu perlu untuk menentukan ikon Kota Medan," katanya.
Dengan adanya ikon tersebut, diharapkan promosi potensi Kota Medan akan lebih terarah karena adanya ikon yang menyatukan pandangan mengenai kota tersebut.
Sekretaris Komisi B DPRD Sumut Aripay Tambunan mengatakan, ikon Kota Medan cukup banyak karena menggambarkan banyak potensi dan nilai kebudayaan di daerah itu.
Mantan anggota DPRD Kota Medan periode 2009-2014 itu mencontohkan menara air dan Istana Maimun yang jika disebutkan akan menimbulkan pemikiran masyarakat terhadap Kota Medan.
"Itu pertanda bagus, berarti simbol kebudayaan banyak disini, ikon tidak harus satu, kuliner juga ikon," kata politisi PAN tersebut.