Medan, 2/9 (antarasumut) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara komitmen mendukung usaha kerajinan dengan menjadikan Gebyar Kerajinan Daerah sebagai agenda tahunan.
"Usaha kerajinan daerah didukung untuk terus memajukan dan mengembangkan jumlah pelaku usaha Sumut yang dewasa ini sekitar 2,5 juta orang," ujar Gubernur Sumut, H T Erry Nuradi di Medan, Jumat.
Dia mengatakan itu usai membuka Gebyar Kerajinan Daerah yang antara lain menampilkan fashion show dengan para model para istri pejabat yang mengenakan busana dari bahan ulos, tenun, batik dan songket.
Gebyar Hasil Kerajinan dilangsungkan mulai 2 - 4 September 2016.
Dukungan dinilai semakin perlu karena dari total 2,5 juta usaha itu, 40 persen di antaranya adalah usaha mikro.
Sisanya masing-masing 30 persen usaha menengah dan usaha kecil.
Apalagi, katanya, meski sudah cukup banyak produk kerajinan usaha kecil asal Sumut yang sudah menembus ekspor, namun sebagian besar masih dalam tahap pengembangan.
"Jadi memang pengrajin harus dibantu termasuk untuk mempromosikannya. Gebyar Kerajinan Daerah adakah salah satu bantuan pemerintah," kata Erry yang didampingi Ketua Dewan Kerajinan Daerah Sumut, Evi Diana Erry Nuradi.
Gubenur mengharapkan Gebyar Kerajinan Daerah dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pengrajin untuk promosi .
Gencarnya pembangunan dan pengembangan pariwisata di Sumut khususnya kawasan Danau Toba, ujar dia, harus disikapi para pengrajin daerah antara lain mepersiapkan kualitas produk kerajinan yang lebih baik.
"Persaingan yang semakin ketat juga menuntut pengusaha meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan," katanya.
Masyarakat juga harus memberikan dukungan penuh dalam bentuk menanamkan rasa cinta akan produk kerajinan daerah sendiri.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumut, Evi Diana menyebutkan Gebyar Kerajinan Daerah diharapkan juga bisa mengundang para kolektor dan pencinta hasil kerajinan untuk mendapatkan koleksi terbaik kerajinan khas Sumut.
"Kegiatan itu diharapkan juga sebagai media menyelaraskan program Dekranasda povinsi dengan Dekranasda kabupaten/kota," ujar Evi Diana.
Ketua Panitia yang juga Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Sumut, Purnama Dewi menyebutkan gebyar itu sudah dilakukan sejak tahun 2014.
Gebyar itu menghasilkan penjualan dan pengunjung yang meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2014 penjualan baru Rp230.179.000, kemudian naik menjadi Rp1.127.990.600 di 2015 dan ditargetkan meningkat lagi pada 2016.
Selain transaksi perdagangan naik, jumlah pengunjung dan peserta Gebyar Kerajinan Daerah juga meningkat terus.