Medan, 1/5 (Antara) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Sumatera Utara - DPD RI memberikan bantuan pisau sadap (alat deres) dan bimbingan penyadapan/menderes ke petani karet di Nias Barat untuk mendorong peningkatan produksi dan mutu karet daerah itu.
"Dengan memiliki alat yang sesuai dan mengetahui sistem yang benar dan baik dalam penderesan getah, diharapkan produksi dan kualitas getah petani di Nias Barat semakin meningkat ke depannya," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo)Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Minggu.
Dengan produksi dan kualitas yang meningkat, maka pendapatan petani karet di Nias Barat yang menjadi salah satu sentra produsen karet Sumut itu otomatis meningkat.
Dia menjelaskan, bantuan yang merupakan gagasan Ketua Komite II DPD RI, Parlindungan Purba itu juga pernah dibicarakan dengan Menteri Yasonna Laoly selaku putra daerah Niaa
Edy mengakui, untuk tahap awal, bantuan diberikan kepada 50 kepala keluarga petani karet di Desa Siana`a.
Bantuan terbatas itu karena masih belum adanya kelompok tani karet lainnya di kawasan Nias.
"Untuk itu pula, maka Gapkindo nantinya di Nias akan meminta petani mau membentuk kelompok tani agar pembinaan bisa lebih efektif," katanya.
Selain membentuk kelompok, ujar Edy, Gapkindo akan mengajak dan mengarahkan agar pemasaran dilakukan secara bersama melalui kelompok sehingga posisi tawar lebih baik.
Sumut sendiri, ujar Edy, ekspor karetnya pada 2015 mengalami penurunan dibandingkan 2014 atau tinggal sebesar 436.197 ton.
Pada 2014, ekspor karet Sumut sempat mencapai 451.457 ton.
Ketua Komite II DPD RI, Parlindungan Purba, mengatakan banyak faktor mengapa bantuan ke petani karet di Nias harus dilakukan.
Selain sebagai salah satu sentra produsen karet Sumut, Nias dengan posisi daerahnya yang jauh menjadi salah satu daerah terbelakang di Indonesia.
Meskipun sebenarnya potensi sumber daya alam seperti sektor pertanian, perkebunan dan pariwisata cukup besar.
"Dengan bantuan peralatan dan pembinaan diyakini Nias bisa menjadi daerah yang menjanjikan bagi investor," katanya.
Dengan dijadikan daerah tujuan investasi, maka perekonomian daerah itu bisa menggeliat dan mendorong kesejahteraan warga Nias.
Parlindungan mengakui, ada laporan bahwa peremajaan tanaman karet juga mendesak dilakukan di Nias.
Namun, menurut Parlindungan, di tengah harga jual dan perekonomian yang belum kembali stabil, peremajaan belum tepat karena pendapatan petani sama sekali bisa terhenti.
"Bantuan alat menderes dan bimbingan teknis di lapangan dinilai langkah tepat untuk petani karet di Nias Barat," katanya.