Medan, 25/2 (Antara) -Bank Mandiri menargetkan penyaluran kredit usaha rakyat atau KUR tahun 2016 sebesar Rp1 triliun untuk memperkuat pengusaha UMKM menghadapi persaingan yang semakin ketat di era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Regional Retail Head Regional Office I Medan Bank Mandiri, Tito Irianto Sutaryo di Medan, Kamis, mengatakan, penyaluran KUR merupakan salah satu wujud nyata komitmen bank itu membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Dia mengatakan itu dalam diskusi dengan tema "Mendorong Perkuatan Industri Kreatif di Kota Medan dalam Menghadapi Persaingan Era MEA.
Menurut Tito, pembiayaan KUR hingga dewasa ini, masih terbesar atau sekitar 60 persen pada segmen perdagangan.
Di luar KUR, Bank Mandiri juga membantu permodalan wirausahawan baru sejalan dengan program pemerintah menumbuhkan dan memperbanyak pengusaha baru.
"KUR dengan suku bunga rendah subsidi pemerintah sebesar 9 persen harus dimanfaatkan UMKM. Bank Mandiri siap menyalurkan kUR dan permodalan untuk pengusaha baru," katanya.
Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution menegaskan, MEA bukan `hantu` yang harus ditakuti oleh pelaku usaha khususnya industri kreatif.
Justru, kata dia, MEA, merupakan peluang untuk membangun ekonomi bangsa.
"Bagi petarung siapa pun dihadapi. Bangun nilai-nilai optimistis apalagi orang kreatif akan tidak tergantung pada orang lain," ujar Akhyar.
Pemkot Medan sendiri, kata dia, juga berkomitmen membantu dan membina para UKM dan industri kreatif melalui pelatihan-pelatihan, inovasi baru dan teknologi.
Menurut Akhyar, industri kreatif sangat berpotensi untuk dikembangkan di Kota Medan yang merupakan ibu kota Provinsi Sumut dengan letaknya yang strategis.
Selama ini pun, ujar dia, ekonomi Kota Medan ditopang oleh ekonomi kerakyatan yang tercermin dari PDRB kota Medan sebesar Rp131 triliun, sementara APBD kota itu hanya Rp5,32 triliun.
"Artinya kekuatan ekonomi masyarakat lebih besar dari ekonomi yang dikembangkan oleh Pemkot Medan," katanya.
Dia mengaku, kekuatan ekonomi Kota Medan ditopang oleh industri jasa dan perdagangan dan dewasa ini yang paling potensial dikembangkan adalah industri kuliner.
Achyar menegaskan, untuk mendukung pertumbuhan UMKM, peran perbankan sangat dibutuhkan.
"Perbankan diminta jangan kaku. Apalagi mempersulit pengusaha UMKM untuk mendapatkan kredit," katanya.
Kepala Dinas Koperasi Kota Medan H A Sembiring, menyebutkan, permasalahan yang dihadapi pelaku UKM Kota Medan , memang permodalan dan juga sumber daya manusia.
"Dalam MEA yang harus diwaspadai memang transformasi modal, barang dan tenaga kerja. Makanya perlu dukungan semua pihak khususnya perbankan untuk memperkuat modal koperasi dan UMKM," katanya.
Dosen Fakultas Ekonomi Unimed, Zulkarnain Siregar menjelaskan, industri kreatif memerlukan dorongan untuk lebih inovatif dan modal.
"Sudah harus difikirkan juga pinjaman tanpa agunan dan suku bunga pinjaman yang lebih rendah dari KUR," katanya.
Alasan Zulkarnain, di negara asing, suku bunga kredit sangat rendah di kisaran 3 persen dan banyak kemudahan lainnya untuk UMKM seperti bebas pajak usaha untuk sementara.***3***
Triono Subagyo
(T.E016/B/T013/T013) 25-02-2016 19:04:36
Bank Mandiri Bantu UMKM Hadapi MEA
Kamis, 25 Februari 2016 19:04 WIB 2365