Medan, 21/2 (Antara) - Nelayan tradisional di Provinsi Sumatera Utara, saat ini sangat mengharapkan adanya pinjaman lunak yang akan diberikan pemerintah melalui perbankan untuk digunakan bagi keperluan biaya melaut dan meningkatkan hasil tangkapan ikan.
"Sebab, selama ini bila nelayan pergi melaut hanya membawa perlengkapan pas-pasan saja, sehingga tidak begitu produktif untuk mencari ikan, dan hasil penangkapan mereka juga minim," kata Sekretaris DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut, Fendi Pohan di Medan, Minggu.
Oleh karena itu, katanya, melalui bantuan pinjaman yang diberikan pihak perbankan, yakni BNI maupun Bank Rakyat Indonesia (BRI) dapat meningkatkan hasil pendapatan nelayan mencari ikan di laut.
Selain itu, juga dapat meringankan beban dana bagi nelayan kecil, karena selama ini mereka menggantungkan hidup dari pinjaman tauke maupun tengkulak (ijon), sehingga terus terlilit hutang, dan sulit untuk membayarnya.
"Praktik yang terjadi seperti ini, jelas merugikan dan menghancurkan kehidupan perekonomian nelayan yang ada di kabupaten/kota di Sumut," ujar Fendi.
Dia menyebutkan, hasil pinjaman yang didapat dari tauke ikan tersebut, dan mengharuskan pula nelayan itu menjual seluruh tangkapan ikan mereka kepada tauke tersebut.
Sedangkan, pinjaman uang yang diperoleh dari tengkulak atau "lintah darat" itu, para nelayan harus mengembalikan bunga dua kali lipat.
"Hal inilah yang membuat kehidupan nelayan di Sumut, semakin terjepit, susah, dan tetap mengalami kemiskinan sampai saat ini, serta sulit untuk melunasi pinjaman yang merela lakukan," kata tokoh nelayan Sumut itu.
Fendi menambahkan, dirinya sangat menyambut baik atas perhatian pemerintah atas nasib yang dialami nelayan di Sumut itu.
Bahkan, jelasnya, akibat terhimpit perekonomian yang semakin sulit, sebahagian nelayan tersebut juga tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka, dan hal ini perlu menjadi perhatian serius dari pemerintah.
"Nelayan kecil di Sumut itu, juga banyak yang menggadaikan kapal penangkap ikan dan rumah milik mereka kepada para tengkulak, karena ketidakadaan uang untuk biaya pergi melaut," kata mantan Ketua DPC HNSI Medan.
Data yang diperoleh, jumlah populasi penduduk di Provinsi Sumut sebanyak 12 juta jiwa lebih. Sedangkan, jumlah nelayan tradisional di Sumut mencapai sebanyak 384.000 orang.