Medan, 27/12 (Antara) - Wisatawan dari daerah Provinsi Sumatera Utara dan Pulau Jawa ramai kunjungi Candi Bahal atau Candi Portibi di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta).
"Candi ini terbuat dari bahan batu merah dan diduga berasal sekitar abad ke-11 dan dikaitkan dengan Kerajaan Pannai," kata Kepala Bidang (Kabid) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut, Mukhlis di Medan, Minggu.
Kerajaan Pannai, menurut dia, salah satu pelabuhan di pesisir Selat Malaka yang ditakklukkan dan menjadi bagian dari mandala Sriwijaya.
"Candi ini diberi nama berdasarkan nama desa tempat bangunan tersebut berdiri," ujar Muchlis.
Dia menyebutkan, nama Portibi dalam bahasa Batak berarti "dunia" atau "bumi" istilah serapan yang berasal dari bahasa sansekerta Pertiwi (Dewi Bumi).
Candi Bahal hanya merupakan bagian dari candi Padang Lawas yang berarti candi yang terletak di padang luas yang mencakup, di antaranya Candi Pulo, dan Candi Barumun.
Candi Singkilon, Candi Sipamutung, Candi Aloban, Candi Rondaman Dolok, Candi Bara, Candi Magaledang, Candi Sitopayan dan Candi Nagasaribu.
Kemungkinan, persawahan dan perkampungan di sekitar candi-candi tersebut tadinya merupakan padang yang sangat luas.
Dari sekian banyak candi Padang Lawas hanya Candi Bahal yang sudah selesai direnovasi, Candi Sipamutung dan candi Pulo sedang dalam proses renovasi, sedangkan candi lainnya masih berupa reruntuhannya.
"Candi tersebut ramai dikunjungi warga Medan, Binjai, Pematang Siantar, karena merupakan bukti peninggalan sejarah pada Zaman Hindu yang terdapat di Paluta," katanya.
Candi Portibi tersebut hanya ditempuh selama tiga jam perjalanan dari Paluta dan lebih kurang 420 Km dari Kota Medan, Ibu kota Provinsi Sumut.
Mukhlis mengatakan, tempat bersejarah yang memiliki nilai budaya yang cukup tinggi itu, juga banyak banyak didatangi warga Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta dan daerah lainnya di tanah air.
Bahkan, jelasnya, wisatawan dari mancanegara juga banyak yang berkunjung ke Candi Portibi yang dikenal sangat unik dan menarik.Dan juga banyak dijadikan tempat penelitian ahli sejarah.
"Kompleks Candi Bahal terdiri dari tiga buah candi, yang masing-masing terpisah dengan jarak sekitar 500 meter. Beberapa kilometer dari candi ini ada pula kompleks candi lain, yaitu kompleks Candi Pulo atau Barumun," kata Kabid Pariwisata Sumut.
