Simalungun, Sumut, 14/11 (Antara) - Elemen masyarakat di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mengkritisi pemilihan lokasi debat pasangan calon kepala daerah yang dinilai jauh dari akses umum.
"Sebaiknya yang mudah dijangkau dan didatangi warga," kata anggota DPRD Simalungun dari PKS Usmayanto ketika dihubungi melalui telepon, Sabtu.
Menurut Usmayanto, lokasi yang jauh itu dikhawatirkan akan menyebabkan tingkat kehadiran masyarakat dalam menghadiri debat calon tersebut akan rendah,karena lokasinya sulit dijangkau.
Padahal, debat tersebut merupakan salah satu cara untuk mencerdaskan dan sarana pendidikan politik kepada masyarakat, serta sarana sosialisasi dari penyelenggara pilkada.
"Masyarakat juga mengetahui kualitas calon pemimpin yang akan memimpin daerah lima tahun ke depan," kata Usmayanto.
Ia juga mengimbau KPU Simalungun untuk melakukan penghematan anggaran dalam menjalankan tahapan-tahapan pilkada.
Salah seorang warga, Ridwan Harahap (27) penduduk Kecamatan Gunung Maligas mengatakan telah membatalkan niat untuk menyaksikan langsung debat calon karena jarak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.
"Kalau dekat jalan umum, masih bisa saya upayakan, tetapi ini masuk ke dalam kira-kira 800 meter," katanya.
Komisioner Divisi Hukum dan Humas KPU Simalungun Puji Rahmat Harahap mengaku, pihaknya kesulitan menemukan lokasi yang representatif untuk menampung 300-an massa pada debat itu.
"Selain itu, debat disiarkan secara langsung di satu stasiun televisi, jadi tidak perlu berbondong-bondong datang ke lokasi," kata Puji.
Debat calon bupati dan wakil bupati diagendakan pada Selasa, 17 Oktober 2015 di Patra Jasa, Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. ***2***