Langkat, Sumut, 13/7 (Antara) - Bubur pedas merupakan jenis makanan favorit bagi etnis melayu di Kabupaten Langkat dan selalu dijadikan sebagai panganan khas berbuka puasa.
Salah seorang pembuat bubur pedas Safiah di Stabat, Senin, mengatakan, makanan khas etnis tersebut sudah ada sejak zaman kerajaan melayu di Sumatera Utara.
Bubur pedas tersebut sangat diminati dan sering disebut sebagai kuliner warisan Kesultanan Deli yang selalu dinikmati selama bulan Ramadhan sejak tahun 1909.
Dengan perpaduan kuah santan yang kental ditambah irisan daun mangkokan, daun jambu, dan ketumbar, bubur pedas tersebut memiliki rasa dan aroma yang sangat khas.
Ia menjelaskan, bubur pedas tersebut dibuat dari beras yang dicampur dengan berbagai macam rempah seperti kunyit, temu kunci, temu hitam, jintan, serai, temu mangga, dan puluhan macam jenis rempah lainnya.
Sementara untuk campurannya, biasanya menggunakan potongan dada ayam dan udang segar.
Uniknya lagi, bubur pedas juga bisa menggunakan sayuran yang biasanya jarang digunakan seperti daun mangkokan, daun mengkudu, daun jeruk, daun kunyit, dan daun jambu biji yang diiris halus dan dicampurkan saat memasak.
Cara memasaknya juga cukup unik, yakni menggunakan panci atau wajan berukuran sangat besar dan diletakkan di atas tungku dengan api kayu bakar.
Selain memiliki cita raza yang nikmat, makanan khas etnis melayu tersebut juga dapat menjadi hidangan yang menghangatkan tubuh.
"Ramuan bahan-bahan itu tidak hanya membuat bubur pedas ini enak, tetapi juga menyehatkan," kata Safiah.
Selama bulan Ramadhan, ia setiap hari memasak 12 kg beras untuk dijadikan bubur pedas dan selalu dihidangkan dalam berbuka puasa di Masjid Raya Stabat.
"Hampir setiap tahunnya kenaziran Masjid Raya Stabat selalu memesan bubur pedas," katanya.
Salah seorang jamaah Masjid Raya Stabat Muhammad Azwan mengakui kelezatan bubur pedas yang selalu dihidangkan pada bulan suci Ramadhan tersebut.
"Ratusan jamaah masjid, termasuk warga dari luar Stabat yang akan berbuka puasa disini sangat menikmati bubur pedas yang disediakan pengurus masjid secara gratis," katanya.
Pengamatan di sejumlah lokasi penjualan makanan berbuka puasa di Langkat, masyarakat juga banyak membeli bubur pedas yang dijual pedagang. ***4***
(T.KR-IFZ/B/I. Arfa/I. Arfa) 13-07-2015