Deliserdang. Sumut, 5/6 (Antara) -Sumatera Utara khususnya Kota Medan termasuk salah satu daerah yang rawan dengan tawaran investasi bodong karena masyarakatnya mudah tergiur dengan iming-iming untung besar.
Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Medan, M Pintor Nasution di Sibolangit, Deliserdang, Jumat, mengatakan meski jumlah investor di BEI dari Sumut terus naik, tetapi diakui masih sulit mengajak masyarakat untuk "bermain" di pasar modal.
Akibatnya jumlah investor pasar modal masih sangat kecil dibandingkan penduduk Sumut
Alasan masyarakat, selain untung investasi pada saham dan produk keuangan lainnya itu kecil dan dengan jangka waktu lama untungnya, juga merasa prosedurnya rumit.
"Mereka (warga) mengaku lebih tertarik dengan investasi yang menawarkan keuntungan besar, meski menyadari ada keraguan bahwa investasi itu bodong," katanya pada acara media gathering dan pembekalan wartawan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional V Sumatera.
Ironisnya, ujar Pintor, masyarakat sudah sampai pada fikiran, kalau merugi adalah risiko dan untuk tidak rugi harus punya trik bermain di investasi bodong tersebut/
Dia tidak bisa memastikan, Sumut daerah nomor berapa yang menjadi kawasan "gemuk" bagi investasi bodong tersebut karena tidak memiliki data akurat,
Tetapi, katanya, pernah ada disebutkan bahwa Sumut tepatnya Kota Medan menjadi kota ke dua tertinggi sebagai lokasi penyebaran investasi dengan iming-iming imbal hasil besar setelah Jawa Barat dan ke tiga adalah Surabaya.
Oleh karena itu, BEI terus melakukan sosialisasi ke masyarakat dan berharap semua yang terkait juga melakukan hal sama agar masyarakat terhindar dari kerugian, bisa hidup tenang dan perekonomian nasional juga semakin bagus.
Di luar negeri, pasar modal menjadi salah satu yang mendorong peningkatan perekonomian.
Kepala OJK Regional 5 Sumatera, Ahmad Soekro Tratmono, mengakui masih rendahnya literasi keuangan di Sumut.
Minimnya pemahaman itu diperkirakan akibat kekurangtahuan tentang lembaga keuangan dan produknya.
"Jadi memang perlu edukasi terus menerus dan semua memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan literasi keuangan di tengah masyarakat," katanya.***3***
(T.E016/B/Yuniardi/Yuniardi)