Pematangsiantar, Sumut, 6/4 (Antara) - Warga Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, terutama kaum ibu, mengeluhkan sulitnya memperoleh gas elpiji tabung tiga kilogram dan mendesak Pemkot mengadakan operasi pasar di kelurahan-kelurahan.
"Sudah dua pekan ini semakin sulit. Saya beli di tempat lain yang jaraknya jauh, dan harganya di atas harga eceran," kata Yolanda (34 tahun), warga Jalan Jawa, Kelurahan Bantan, Kota Pematangsiantar.
Ibu satu anak ini mengatakan, di tingkat pengecer harga telah mencapai Rp30.000 dari sebelumnya Rp25.000 dan persediaan sering kosong.
Marsianti Siregar (42 tahun), warga Kelurahan Tanjung Pinggir, mencari gas elpiji tiga kilogram sampai ke Beringin, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun.
"Kami titip sama keluarga yang tinggal di sana (Beringin), ya terpaksa mengeluarkan uang tambahan untuk ongkos angkutan atau isi bensin kereta (sepeda motor)," kata penjual gorengan ini.
Kabag Humas Pemkot Pematangsiantar, Jalatua Hasugian Sihotang menjelaskan, kelangkaan gas ukuran tiga kilogram disebabkan tidak sebandingnya kebutuhan yang diusulkan kepada pemerintah dengan realisasi.
"Kita usulkan setiap tahunnya sebanyak 3,7 juta tabung, namun yang direalisasikan 1,7 juta tabung," sebut Jalatua.
Disamping itu, beralihnya pengguna gas elpiji tabung 12 kilogram ke tabung tiga kilogram akibat harga yang terus naik, dan perilaku pengecer yang menjual ke luar daerah.
"Kita sangat mengharapkan masyarakat menginfromasikan penjualanan ke luar daerah kepada pihak kepolisian untuk diproses hukum," katanya. ***3***
Riza Fahriza
(T.KR-WRS/B/R. Fahriza/R. Fahriza) 06-04-2015