Langkat, Sumut, 18/1 (Antara) - Kelompok warga yang sudah 20 tahun berada di pinggiran Sungai Batang Serangan, meminta kepada Pemerintah Kabupaten Langkat atau Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, agar dapat mengeruk sungai itu untuk mengatasi banjir.
"Diminta kiranya Sungai Batang Serangan dapat segera dikeruk untuk mengatasi banjir," kata salah seorang warga di Tanjungpura, Fauziah, di Tanjungpura, Minggu.
Fausiah, janda yang sudah 20 tahun hidup dipinggiran sungai Batang Serangan itu mengaku nekad bertahan di pinggiran sungai walaupun kerap terkena banjir.
Kini Fauziah harus mengungsi bersama empat anaknya ke posko pengungsian yang ada di tempat tersebut.
Pagi tadi Fauziah kembali ke rumahnya sedangkan empat anaknya amsih berada di posko pengungsian.
Namun saat dirinya kembali ke rumahnya pintu rumahnya rusak akibat terkena banjir dan tidak bisa dibuka.
Sempat dibantu para tetangganya namun pintu rumahnya belum juga bisa dibuka, katanya.
Dari jendela Fauziah melihat seluruh barang di rumahnya telah basah, kondisi rumah juga dipenuhi lumpur.
Jarak rumahnya dengan bibir sungai Batang Serangan sekitar 15 meter, dimana sehari-hari Ia bekerja sebagai pembuat rokok daun.
Sejak banjir melanda Kecamatan Tanjungpura, dirinya sudah tidak bekerja lagi karena lokasi tempat bekerjanya juga ikut terendam banjir.
Dia mengaku nekad bertahan hidup di pinggiran sungai, meski kerap dilanda banjir, karena tidak tau mau pindah kemana lagi.
Fauziah hanya berharap Pemerintah Kabupaten Langkat, maupun Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, segera mengeruk dasar sungai Batang Serangan dan membuat tanggul dipinggir sungai, untuk mengurangi dampak resiko banjir. ***4***
(T.KR-IFZ/B/F.C. Kuen/F.C. Kuen) 18-01-2015 20:05:12