Medan, (Antara) - Nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Sumatera Utara bergerak naik hingga 3,62 persen dibandingkan periode sama tahun lalu atau menjadi 2,363 miliar dolar AS.
"Peningkatan nilai ekspor itu membuat peran golongan barang tersebut dalam total penerimaan devisa semakin besar atau 43,01 persen," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut, Sofyan Subang di Medan, Senin.
Peningkatan nilai ekspor CPO itu juga sangat membantu menekan penurunan devisa Sumut hingga Juli 2014.
Devisa ekspor nonmigas Sumut hingga Juli misalnya hanya turun 1, 90 persen atau menjadi 5,494 miliar dolar AS dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 5,601 miliar dolar AS.
Hingga Juli, nilai ekspor Sumut yang mengalami penurunan adalah dari golongan barang karet dan sabun dan preparat pembersih.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono menyebutkan, penurunan nilai ekspor terbesar memang dari barang dari karet atau hingga 30,15 persen.
Penurunan di karet terjadi dampak harga jual yang terus anjlok.
"Kalau saja nilai ekspor karet tidak anjlok begitu besar, maka devisa Sumut bisa naik dibandingkan tahun lalu,"katanya.
Kondisi itu diyakini kuat karena penurunan devisa dewasa ini masih hanya 1,90 persen.
Adapun lonjakan devisa dari lemak dan minyak hewan/nabati itu dampak masih menguatnya harga ekspor CPO walau dengan kondisi berfluktuasi.***2***
(T.E016/C/H. Wahyudono/H. Wahyudono)