Medan, 25/8 (Antara)- Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut menyatakan bahwa meski produksi di dalam negeri khususnya Sumatera Utara masih berlangsung ketat sebagai dampak belum memasuki masa panen.
"Harusnya kalau produksi ketat, harga ekspor bisa naik.Tetapi dewasa ini tidak begitu, harga masih belum membaik dengan terus mengalami fluktuasi,"kata Wakil Ketua Umum AEKI bidang Speciality dan Industri Kopi, Saidul Alam di Medan, Senin.
Harga ' idea buyer" untuk ekspor dewasa ini misalnya sekitar 5,8 dolar AS per kg sehingga basis lokal siap ekspor di kisaran Rp53.000 - Rp55.000 per kg.
"Seharusnya harga bisa lebih mahal, tetapi begitulah akibat permintaan yang melemah dampak krisis global membuat harga kopi sulit bergerak naik," katanya.
Ekspor kopi Sumut terbesar antara lain ke Amerika Serikat bahkan permintaan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menguat walau akibat krisis global, impor terbanyak untuk kualitas sedang dan rendah.
Petani kopi di Sidikalang, Dairi, Rommel Sembiring, mengakui, harga kopi petani terus mengalami turun-naik di mana pekan ini berkisar Rp22.000 - Rp23.000 per kg.
Walau harga itu sudah naik sedikit dibandingkan sebelumnya yang sempat berkisar Rp20.000 -Rp21.000 per kg, tetapi harga kopi tersebut dinilai belum maksimal.
"Harga itu terasa murah karena produksi lagi sedikit,"katanya.
Menurut Rommel, panen kopi baru mulai memasuki panen akhir September dan Oktober. ***2***
(T.E016/B/H. Wahyudono/H. Wahyudono)