Oleh Juraidi
Tobasa, Sumut, 6/2 (Antara) - United Evangelical Mission (UEM), menggelar napak tilas di Kecamatan Sigumpar, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, untuk memperingati 180 tahun kelahiran Nommensen, seorang missionaris Jerman, penyebar injil di kawasan Tapanuli, sekitar satu setengah abad lalu.
"Pelayanan Nommensen sangat penting direnungkan kembali, karena aspek holistik pelayanannya bukan hanya soal penginjilan, tetapi termasuk bidang sosial, kesehatan, lingkungan dan pendidikan," ujar Ephorus HKBP, Pdt. Willem Tumpal Pandapotan Simarmata di Sigumpar, Kamis.
Dikatakannya, UEM adalah sebuah lembaga internasional yang bekerja di tiga benua yakni Eropa, Afrika dan Asia serta merupakan penerus Rheinische Missionsgesellschaft (RMG), yakni lembaga missi Jerman yang mengirimkan Nommensen ke Indonesia pada tahun 1862.
Napak tilas yang diikuti ribuan umat Kristiani serta pengurus-pengurus gereja dari berbagai daerah itu dirangkaikan dengan peluncuran upaya penggalangan dana bersama, yang dikhususkan menanggulangi kemiskinan dan perdagangan anak dalam kalangan masyarakat Sumatera Utara,
Nommensen, kata dia, lahir di Nordstrand, Denmark, 6 Februari 1834 dikenal sebagai "Rasul Batak" karena kegigihannya membawa injil di kawasan Tapanuli, hingga meninggal pada 23 Mei 1918 dalam umur 84 tahun serta dimakamkan di Sigumpar.
"Jasa dan pengaruhnya membuat sekitar lima juta jemaat tersebar pada belasan gereja protestan di Tapanuli," katanya.
Menurut Simarmata, ada beberapa aspek yang secara sadar atau tidak telah membuat pelayanan menjadi timpang, yakni hancurnya lingkungan hidup dan rusaknya hutan sebagai dampak dari pelayanan yang parsial.
Oleh karena itu, lanjutnya, perlu membayar dosa dengan kembali melayani alam.
Regine Buschmann, Moderator UEM dari Jerman yang hadir pada kesempatan itu mengatakan, umur gereja gereja di Asia yang sudah dua abad, memiliki kapasitas sama dengan gereja gereja di Eropah.
Menurutnya, Gereja gereja itu sudah lebih dulu memberikan perhatiannya kepada pengentasan ketidakadilan di seluruh dunia.
Upaya bersama (united action) yang dilakukan, kata dia, menjadi kegiatan gereja gereja untuk memerangi ketertinggalan, ketidak-adilan, perhatian kepada kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak.
"Penghargaan kita terhadap sejarah, akan menentukan seperti apa kita menghargai diri kita sendiri, dan seperti apa masa depan gereja kita. Itulah arti penting mengenang kembali perjalanan Nommensen di Tapanuli," ujarnya.
Hadir dalam peringatan itu, di antaranya, Ephorus HKBP dan jajarannya, ephorus GKPS, Pdt. Jaharianson Saragih, Sekjen GKPI, Pdt Oloan Pasaribu, Ephorus HKI, Pdt. Langsung Sitorus, Ephorus GKPA, Pdt. A. Marpaung, ketua moderamen GBKP Pdt. M.P Barus serta wakil Ephorus BNKP, dan GPKB.
Selain itu, Bupati Toba Samosir, Kasmin Simanjuntak dan sejumlah Pimpinan Satuan kerja perangkat daerah Pemkab Toba Samosir serta Kabag Humas dan Protokol, Robintang Sitepu.
***3***
(T.KR-JRD)
(T.KR-JRD/B/Z. Meirina/Z. Meirina)
"UEM" Gelar Napaktilas Peringati Kelahiran Nomensen
Kamis, 6 Februari 2014 19:04 WIB 1916