Jakarta, 22/9 (ANTARA) - Di Indonesia, anda sakit dan pergi ke dokter biasanya setelah itu menerima resep dokter dengan sederetan obat yang harus ditelan setiap hari agar sembuh dari penyakitnya.
Pola ini yang harus diubah kata Dr Adrian Hutber, wakil ketua umum dari perguruan tinggi olahraga untuk obat di Amerika dan Dr Benedict Tan, ketua Exercise Is Medicine (Bergerak sebagai obat) ASEAN.
Dokter wajib memberikan sejumlah aktivitas dalam resepnya sebagai salah satu obat. Jadi dalam resep dokter itu seharusnya ada deretan obat yang harus diminum dan sejumlah aktivitas yang harus dilakukan oleh si pasien, kata Dr Adrian, sebagai salah satu penggagas "Exercise is Medicine" (Bergerak/olahraga adalah obat) ke berbagai penjuru dunia.
Di Singapura, seorang dokter wajib memberikan sejumlah aktivitas kepada sang pasien sebagai salah satu obat. Jika tidak maka dokter itu akan diberikan teguran, kata Dr Benedict Tan, ketua Exercise Is Medicine (Bergerak sebagai obat) ASEAN.
"Pola penanganan pasien seperti itu juga sudah ditularkan ke beberapa negara seperti Thailand dan Malaysia, bahkan juga di berbagai penjuru dunia. Bergerak, beraktivitas dan berolahraga adalah sebagai obat pencegahan dan obat bagi penderita penyakit dalam yang tidak menular seperti kegemukan (obesitas), kencing manis (diabetes) dan jantung," kata Benedict Tan.
Dr Adrian Hutber dan Dr Benedict Tan datang ke Indonesia sehubungan dengan peluncuran program Indonesia Segar (Sehat dan Bugar) yang diluncurkan oleh produsen minuman ringan Coca Cola. Menpora Roy Suryo dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang juga selaku Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) saat meresmikan peluncuran program Indonesia Segar, Jumat malam, di Jakarta (20/9).
Menurut Dr Adrian, penyakit obesitas, diabetes dan jantung bukan hanya disebabkan karena makanan dan minuman yang masuk dalam tubuh, tapi juga akibat dari gaya hidup saat ini yang cenderung kurang bergerak, kurang beraktivitas dan kurang berolahraga terkait dengan kemajuan teknologi informasi.
Dengan kemajuan produk IT dimana semua hiburan seperti TV, radio dan permainan (games) sekarang sudah ada di gadget seperti handphone, tab, atau PC. Hal itu mengakibatkan masyarakat, terutama generasi muda menjadi kurang bergerak, kurang beraktivitas dan kurang olahraga.
"Exercise is medicine" bukanlah orang harus pergi ke klub gym, atau pergi ke sarana olaharaga, tapi banyaklah melakukan aktivitas bergerak.
"Jika senang mobil maka cucilah mobil sendiri, suka berkebun maka rapikan kebun anda, suka ke mall pergilah ke shopping mall dengan sepeda atau berjalan-jalan dalam mall, jika sudah jalan maka jalan-jalanlah di taman," kata Adrian.
Normalnya manusia harus bergerak 140 menit per minggu atau 20 menit per hari, tambah Adrian.
Indonesia Segar
"Kita butuh terus menginspirasikan pola hidup yang aktif, khususnya kepada generasi muda Indonesia. Melalui kampanye Indonesia Segar, Coca-Cola berupaya untuk menguatkan kolaborasi dan kemitraan antara sector public, swasta dan elemen masyarakat, termasuk universitas/ tenaga ahli kesehatan professional seperti dokter dan komunitas muda, agar semua dapat berjalan bersama dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan bugar," kata Titie Sadarini, Direktur Public Affair and Communication Coca Cola Indonesia.
Program Indonesia Segar dikemas dalam tiga komponen utama yakni edukasi dan pembekalan kepada praktisi kesehatan melalui program exercise is medicine, edukasi public, serta aktivasi program bersama komunitas dan masyarakat luas melalui berbagai program olahraga seperti sepakbola dan bulutangkis, tambah Titie.
Sebagai langkah awal, program Indonesia Segar telah mengumpulkan para dokter dan pejabat departemen kesehatan untuk mendengarkan presentasi Dr Adrian Hutber dan Dr Benedict Tan, mengenai exercise is medicine dan bagaimana pelaksanaannya berbagai Negara, terutama di Amerika dan Singapura.
Produsen minuman ringan ini peduli terhadap salah satu tantangan global, termasuk di Indonesia, di antaranya masalah kesehatan yang identik dengan pola gaya hidup yang 'santai' ditambah dengan rendahnya aktivitas fisik.
Masyarakat kurang gerak terutama pada generasi muda, dapat menyebabkan meningkatnya faktor-faktor resiko kesehatan dalam jangka panjang, seperti obesitas, diabetes dan jantung.
Di Indonesia, lanjut Titie, tren ini juga sudah mulai mengemuka. Berdasar Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007, ada sekitar 48,2 persend penduduk Indonesia yang di atas usia 10 tahun kurang melakukan aktivitas fisik.
Data Kemendiknas (Kementerian Pendidikan Nasional) tahun 2010 juga menunjukan bahwa 45 persen siswa SD, SMP dan SMA di 17 propinsi berada pada tingkat kebugaran yang kurang.
Menurut salah satu Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Aman B Pulungan, angka obesitas anak-anak di Indonesia sudah sampai pada tahap mengerikan, misalkan di Jakarta, angka obesitas anak sudah mencapai 19,6 persen anak masuk dalam kategori gemuk.
Obesitas adalah kelebihan berat badan akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan akibat konsumsi kalori yang berlebihan dari kebutuhan tubuh dan kurang aktivitas. Obesitas biasanya menjadi pemicu penyakit diabetes, jantung dan tekanan darah tinggi.
Di rumah dan di berbagai tempat makanan seperti caffe dan restoran kini hampir semua anak mmenyantap makanan dan minuman sambil memegang gadget, HP atau alat permainan elektronik.
Selain edukasi melalui pelatihan para praktisi kesehatan, edukasi melalui media massa, program Indonesia segar juga melakukan aksi nyata berkolaborasi dengan komunitas masyarakat yang juga sudah kampanyekan untuk lebih banyak aktivitas bergerak seperti komunitas lari, bersepeda, jalan santai dan lain-lainnya.
Minggu pagi, 22 September 2013, program Indonesia Segar mengadakan acara Bergerak untuk Hidup Lebih Aktif di Plaza Selatan Gelora Bung Karno, Jakarta, bersama dengan original bootcamp Indonesia, Fun Badminton, Parkour Jakarta, dan Jakarta Games Society.
Mari kita terus aktif bergerak, banyak melakukan aktivitas fisik, berolahraga untuk mencegah penyakit, menyembuhkan penyakit dan agar hidup lebih sehat dan bugar. (A029)
Tubuh Bergerak Juga Sebagai Obat
Minggu, 22 September 2013 11:10 WIB 1850