Jakarta, 23/7 (Antara) - Operator telekomunikasi Axis mengalami penurunan kualitas layanan karena sedang dalam proses melakukan migrasi frekuensi 2,1 GHz, dari blok dua dan tiga ke blok 11 dan 12.
Chief Technology Officer Axis Michael McPhail di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa pihaknya sedang menurunkan tim yang bertanggung jawab untuk memonitor jaringan secara kontinu dan memastikan pelanggan agar dapat terus terkoneksi.
"Ini untuk memenuhi ketentuan pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 19 Tahun 2013 sehingga kami saat ini dalam proses melakukan migrasi frekuensi 2,1 GHz, dari blok 2 dan 3 ke blok 11 dan 12," katanya.
Ia mengatakan, pada tahap proses pramigrasi, jaringan operatornya mengalami interferensi yang membahayakan pada blok 11 dan 12 yang terjadi di wilayah Bali, Lombok, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta sehingga berdampak pada penurunan kualitas layanan yang signifikan.
Michael mengemukakan bahwa pihaknya telah melaporkan interferensi berbahaya yang ditemukenali di wilayah-wilayah tersebut. Namun, hingga hari ini masih belum mendapatkan solusi menyeluruh dari instansi-instansi terkait.
"Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada pelanggan kami di wilayah terdampak atas ketidaknyamanan yang terjadi, hal ini benar-benar di luar kendali kami," katanya.
Ia mengatakan bahwa tim teknisnya sedang terus berusaha untuk mengatasi penurunan kualitas layanan yang terjadi dan saat ini sedang melakukan final assessment dari dampak yang ditimbulkan.
"Kami memperkirakan lebih dari 50 persen BTS 3G di Bali, Lombok, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta terkena dampak interferensi yang berbahaya tersebut. Saat ini, kami sedang bekerja sama dengan lembaga pemerintahan untuk mengatasi permasalahan ini," katanya.
Ia menegaskan bahwa perusahaannya sangat berkomitmen untuk menyediakan layanan yang berkualitas bagi pelanggan dan pada saat yang sama akan berupaya untuk selalu mematuhi segala peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia.
"Kami juga akan terus mendukung semua program pemerintah dalam mengembangkan industri telekomunikasi serta membangun iklim kompetisi yang sehat," katanya.