Calon bupati Mandailing Natal (Madina) nomor urut 2, H Saipullah Nasution mengatakan ekonomi Indonesia, termasuk daerah, bisa kuat karena ditopang oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Itu sebabnya, pemerintah harus menunjukkan dukungan secara riil terhadap sektor ini.
Saipullah megungkapkan hal itu di sela-sela kunjungan ke beberapa industri rumahan kerupuk di Aek Galoga, Desa Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan, Madina, Senin (11/11).
Dia menjelaskan, paslon SAHATA mempunyai program yang bisa meningkatkan nilai ekonomis produk UMKM dan mendukung pengembangan usaha kecil.
"Kami melihat ada banyak hal yang bisa diberikan, mungkin bantuan pelatihan, kemudian mungkin dari sisi permodalan," sebutnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan pengusaha UMKM cenderung masih menggunakan alat sederhana dalam mengolah produknya, sehingga pemerintah bisa hadir dengan memberikan pelatihan penggunaan alat yang lebih modern. Tujuannya agar produk yang diproduksi lebih banyak.
Untuk modal, lanjut mantan kepala Kanwil Bea Cukai Jawa Barat, saat ini para pengusaha masih mengandalkan modal pribadi.
"Tapi, kan, kalau mau besar dia perlu dukungan modal. Ini nanti bisa difasilitasi pemerintah apakah melalui KUR atau mungkin ada badan usaha milik pemerintah yang mendukung pendanaan ini pakai bunga atau tidak pakai bunga," tuturnya.
Apabila paslon SAHATA terpilih jelas dia, maka pemerintah akan hadir melakukan pendampingan pemasaran melalui e-commerce. Kemudian menggiring pengusaha untuk mendapatkan sertifikat halal, sehingga konsumen lebih yakin dengan produk yang ditawarkan.
Saipullah berharap UMKM di Madina bisa berkembang, bukan hanya di bidang kerupuk. Sebab, hal ini akan membuka lapangan kerja baru yang bisa menurunkan angka pengangguran.
"Kalau itu dikembangkan, saya pikir Mandailing Natal ini akan menjadi satu daerah yang ekonominya tumbuh, tingkat pengangguran berkurang, kemiskinan juga berkurang, dan kesejahteraan masyarakat lama-lama akan meningkat," pungkasnya.
Sementara Ipar, pengusaha kerupuk yang ditemui Saipullah, berharap pemerintahan berikutnya bisa mengendalikan kenaikan harga bahan pokok. Sebab, saat ini harga terus naik sementara mereka tidak bisa menaikkan harga produk.
"Jadi, kan, bahan-bahannya naik terus kalau kita apa, ke warung-warung itu tetap harga segitu," katanya.
Usaha yang dijalankan Ipar ini menyerap 18 karyawan yang terbagi dalam dua kelompok. Sepuluh orang bekerja mencetak dan memasak kerupuk. Sisanya mendistribusikan ke warung-warung yang ada di Madina. Dia menggaji karyawan dengan upah bulanan pada rentang Rp1,2-1,5 juta.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Saipullah megungkapkan hal itu di sela-sela kunjungan ke beberapa industri rumahan kerupuk di Aek Galoga, Desa Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan, Madina, Senin (11/11).
Dia menjelaskan, paslon SAHATA mempunyai program yang bisa meningkatkan nilai ekonomis produk UMKM dan mendukung pengembangan usaha kecil.
"Kami melihat ada banyak hal yang bisa diberikan, mungkin bantuan pelatihan, kemudian mungkin dari sisi permodalan," sebutnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan pengusaha UMKM cenderung masih menggunakan alat sederhana dalam mengolah produknya, sehingga pemerintah bisa hadir dengan memberikan pelatihan penggunaan alat yang lebih modern. Tujuannya agar produk yang diproduksi lebih banyak.
Untuk modal, lanjut mantan kepala Kanwil Bea Cukai Jawa Barat, saat ini para pengusaha masih mengandalkan modal pribadi.
"Tapi, kan, kalau mau besar dia perlu dukungan modal. Ini nanti bisa difasilitasi pemerintah apakah melalui KUR atau mungkin ada badan usaha milik pemerintah yang mendukung pendanaan ini pakai bunga atau tidak pakai bunga," tuturnya.
Apabila paslon SAHATA terpilih jelas dia, maka pemerintah akan hadir melakukan pendampingan pemasaran melalui e-commerce. Kemudian menggiring pengusaha untuk mendapatkan sertifikat halal, sehingga konsumen lebih yakin dengan produk yang ditawarkan.
Saipullah berharap UMKM di Madina bisa berkembang, bukan hanya di bidang kerupuk. Sebab, hal ini akan membuka lapangan kerja baru yang bisa menurunkan angka pengangguran.
"Kalau itu dikembangkan, saya pikir Mandailing Natal ini akan menjadi satu daerah yang ekonominya tumbuh, tingkat pengangguran berkurang, kemiskinan juga berkurang, dan kesejahteraan masyarakat lama-lama akan meningkat," pungkasnya.
Sementara Ipar, pengusaha kerupuk yang ditemui Saipullah, berharap pemerintahan berikutnya bisa mengendalikan kenaikan harga bahan pokok. Sebab, saat ini harga terus naik sementara mereka tidak bisa menaikkan harga produk.
"Jadi, kan, bahan-bahannya naik terus kalau kita apa, ke warung-warung itu tetap harga segitu," katanya.
Usaha yang dijalankan Ipar ini menyerap 18 karyawan yang terbagi dalam dua kelompok. Sepuluh orang bekerja mencetak dan memasak kerupuk. Sisanya mendistribusikan ke warung-warung yang ada di Madina. Dia menggaji karyawan dengan upah bulanan pada rentang Rp1,2-1,5 juta.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024