Bank Indonesia Sibolga mengajak para pelajar SMA sederajat  untuk Cinta Bangga Paham Rupiah (CBPR), sekaligus menerima sosialisasi sistem pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).

Ajakan dan sosialisasi itu disampaikan kepada pelajar SMA sederajat yang mengikuti lomba karya tulis ilmiah yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sibolga-Tapanuli Tengah, kemarin di Ballroom PIA Hotel Pandan, Tapanuli Tengah Sumatera Utara.

Dalam materinya, Jupriadi Panggabean selaku Staf Unit Pengelolaan Uang Rupiah di Bank Indonesia Sibolga menjelaskan, dengan Cinta Bangga Paham Rupiah (CBPR), para pelajar bisa memahami bahwa uang rupiah bukan hanya sekedar sebagai alat pembayaran yang sah, namun juga merupakan simbol kedaulatan negara dan keberagaman bangsa.

Baca juga: Lomba karya tulis ilmiah PWI sukses, SMA Matauli borong juara

“Untuk itu rupiah harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Rasa cinta, bangga, dan paham rupiah harus ditanamkan dalam diri setiap masyarakat, termasuk kepada adik-adik kami yang mengikuti kegiatan lomba karya tulis ilmiah ini,” kata Jupriadi.

Diungkapkannya, tujuan dari kegiatan tersebut untuk meningkatkan kepedulian dan pemahaman pelajar mengenai peran rupiah sebagai identitas dan simbol bangsa, serta fungsi rupiah secara luas dalam perekonomian. Di mana dalam Undang-Undang No 7 Tahun 2011 tentang mata uang ditegaskan, kedudukan rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah dalam perekonomian nasional.
Jupriadi Panggabean selaku Staf Unit Pengelolaan Uang Rupiah di Bank Indonesia Sibolga saat menjelaskan, apa itu Cinta Bangga Paham Rupiah (CBPR) kepada para pelajar. (ANTARA/Jason)


“Rasa cinta kepada rupiah sendiri bisa dimulai dari mengenal, merawat, dan menjaga uang rupiah kita. Cinta rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat untuk mengenal karakteristik dan desain rupiah, memperlakukan rupiah secara tepat, dan menjaga diri dari kejahatan uang palsu. Kita berharap, para adik-adik pelajar semakin mencintai uang rupiah, dan juga menyampaikan hal ini kepada orang tua dan keluarga agar merawat dan menjaga uang rupiah kita,” ajak Jupriadi.

Sementara itu, Josep Rismanto Simanullang selaku Staf Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran di BI SIbolga, menyosialisasikan sistem pembayaran non tunai, dengan tema “Solusi Pembayaran Yang Aman di Era New Normal (QRIS).”

Josep mengajak para pelajar agar menggunakan transaksi non tunai karena lebih aman, mudah dan terjamin.

Ada pun kelebihan metode pembayaran QRIS kata Josep, transaksinya cepat. Artinya, pelanggan tidak perlu repot-repot membawa uang tunai dan pemilik usaha tidak perlu repot mencari uang kembalian. Cukup pindai kode QR melalui aplikasi yang mendukung, masukan nominal pembayaran, dan selesaikan pembayaran. Transaksi pun selesai dengan cepat.

Selain cepat sambung Yosep lagi, kehadiran QRIS mempermudah transaksi. Di mana si pemilik usaha tidak perlu repot mendaftar sebagai merchant di satu per satu layanan pembayaran digital. Cukup mendaftar satu kali saja di QRIS dan bisa menerima pembayaran dari berbagai bank atau dompet digital yang mendukung.

“Di samping itu, setiap transaksi tercatat dengan baik sehingga lebih mudah dalam mengontrol keuangan. Selain untuk usaha, QRIS juga bisa digunakan di rumah ibadah, seperti di masjid dan gereja untuk pembayaran amal atau perpuluhan. Dan di Sibolga sudah ada yang menggunakan itu di masjid dan di gereja,” terangnya.
Para pelajar saat memberikan pertanyaan terkait QRIS dan juga CBPR (ANTARA/Jason)

Selain itu, dengan menggunakan QRIS akan lebih terjangkau dan keamanannya terjamin, karena prinsip pembayaran melalui pemindaian kode QR ini mirip dengan transfer saldo antar rekening. “Setiap melakukan transaksi, biasanya akan membutuhkan PIN atau kode khusus untuk persetujuan. Jika ada transaksi tidak wajar pun bisa dengan mudah dilaporkan ke penyedia jasa karena semuanya bersifat daring dan tercatat. Dan di sisi lain, metode pembayaran QRIS juga meminimalkan peredaran uang palsu di tengah masyarakat,” urainya.

Dan yang terakhir kata Josep, sistem pembayaran QRIS itu handal, karena riwayat transaksi dapat dicek secara berkala oleh pemilik bisnis, karena semua transaksi terproses dan terekam secara otomatis. Dengan begitu, si pemilik bisnis dapat memantau, menganalisis, dan menentukan strategi keuangan usaha kedepannya.

“Kehadiran QRIS di tengah masyarakat saat ini, adalah jawaban dari pihak regulator untuk memberikan akses transaksi digital yang lebih baik. Dengan QRIS, kini pemilik usaha hanya perlu memiliki satu kode QR dan pelanggan bisa memakai aplikasi apa saja yang mendukung transaksi pembayaran menggunakan kode QR. Perkembangan teknologi memang tidak bisa dibendung, yang bisa kita lakukan adalah beradaptasi agar dapat menggunakan teknologi untuk mempermudah kehidupan sehari-hari,” terangnya.

Sosialisasi dari BI Sibolga ini disambut baik oleh peserta dan juga undangan dari PWI yang hadir dalam kegiatan itu. Hal itu ditandai dengan banyaknya pertanyaan dari peserta dan undangan, yang mampu dijelaskan dengan baik oleh pembawa materi.

Sosialisasi yang dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sibolga, Aswin Kosotali dan mitra kerja dari PWI Sibolga-Tapteng, diakhiri dengan pemberian Merchandise (hadiah) kepada para penanya.  

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021