Bupati Nias Sokhiatulo Laoli meminta warganya tidak panik menyusul hasil pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat yang menunjukkan dua warga terindikasi terpapar virus corona penyebab COVID-19.
"Kita minta masyarakat tenang dan tidak panik karena hasil rapid test belum bisa menyimpulkan dan kita menunggu hasil (pemeriksaan menggunakan metode) PCR atau tes swab," katanya di Nias, Sumatera Utara, Rabu.
Ia juga menjelaskan perihal kabar mengenai delapan warga Kecamatan Bawalato yang mengalami demam tinggi dan salah satunya meninggal dunia.
Baca juga: Dua warga Nias diisolasi di RSUD Gunungsitoli terkait COVID-19
Baca juga: Hanya Pulau Nias yang belum terkena COVID-19 di Sumut
Menurut dia, tujuh warga yang mengalami demam tinggi sudah menjalani pemeriksaan, lima di antaranya didiagnosis menderita demam berdarah dengue dan malaria dan dua lainnya terindikasi tertular virus corona.
"Keduanya tetap kita tangani dengan baik dan kami meminta para medis menangani keduanya sesuai standar operasional penanganan COVID-19," katanya mengenai dua warga yang terindikasi tertular COVID-19 dan kini menjalani karantina di RSUD Gunungsitoli.
Ia menambahkan spesimen kedua pasien itu sudah diambil untuk diperiksa di Laboratorium Universitas Sumatera Utara (USU) guna memastikan apakah dia benar terserang COVID-19.
Baca juga: Bangkai babi berserakan di Pantai Tagaule Nias
"Kita harap hasil tes PCR atau swab keduanya negatif dan kita minta masyarakat menunggu hasil tes PCR atau swab dalam lima sampai tujuh hari," katanya.
Bupati mengatakan bahwa warga yang didiagnosis menderita demam berdarah dan penyakit malaria tetap diminta melakukan isolasi mandiri sebagai upaya pencegahan.
Warga yang menghadiri pemakaman seorang warga yang meninggal dunia karena demam, menurut dia, juga sudah didata.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Kita minta masyarakat tenang dan tidak panik karena hasil rapid test belum bisa menyimpulkan dan kita menunggu hasil (pemeriksaan menggunakan metode) PCR atau tes swab," katanya di Nias, Sumatera Utara, Rabu.
Ia juga menjelaskan perihal kabar mengenai delapan warga Kecamatan Bawalato yang mengalami demam tinggi dan salah satunya meninggal dunia.
Baca juga: Dua warga Nias diisolasi di RSUD Gunungsitoli terkait COVID-19
Baca juga: Hanya Pulau Nias yang belum terkena COVID-19 di Sumut
Menurut dia, tujuh warga yang mengalami demam tinggi sudah menjalani pemeriksaan, lima di antaranya didiagnosis menderita demam berdarah dengue dan malaria dan dua lainnya terindikasi tertular virus corona.
"Keduanya tetap kita tangani dengan baik dan kami meminta para medis menangani keduanya sesuai standar operasional penanganan COVID-19," katanya mengenai dua warga yang terindikasi tertular COVID-19 dan kini menjalani karantina di RSUD Gunungsitoli.
Ia menambahkan spesimen kedua pasien itu sudah diambil untuk diperiksa di Laboratorium Universitas Sumatera Utara (USU) guna memastikan apakah dia benar terserang COVID-19.
Baca juga: Bangkai babi berserakan di Pantai Tagaule Nias
"Kita harap hasil tes PCR atau swab keduanya negatif dan kita minta masyarakat menunggu hasil tes PCR atau swab dalam lima sampai tujuh hari," katanya.
Bupati mengatakan bahwa warga yang didiagnosis menderita demam berdarah dan penyakit malaria tetap diminta melakukan isolasi mandiri sebagai upaya pencegahan.
Warga yang menghadiri pemakaman seorang warga yang meninggal dunia karena demam, menurut dia, juga sudah didata.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020