Puluhan bangkai babi yang dibuang warga dari hulu Sungai Mola memenuhi objek wisata Pantai Tagaule di Desa Tagaule, Kabupaten Nias, Sumatera Utara.
"Bangkai babi yang memenuhi objek wisata Pantai Tagaule, Kecamatan Bawalato, saat ini sudah sangat mengganggu warga karena menebar bau yang tidak sedap," ucap Onlyhu Ndraha, salah seorang warga Desa Tagaule, Sabtu.
Baca juga: Sejumlah jaringan listrik di Nias tertimpa longsor dan pohon tumbang
Baca juga: Dua nelayan di Nias Barat hilang saat memancing
Dia memberitahu, keberadaan bangkai babi di Pantai Tagaule sudah terjadi sejak Jumat (1/5) dan sangat meresahkan warga.
"Sebagian warga Desa Tagaule beragama Islam, sehingga dengan banyaknya bangkai babi di Pantai Tagaule mereka sangat terganggu, apalagi sedang menjalankan ibadah puasa," ujarnya.
Dari Onlyhu diketahui, puluhan bangkai babi tersebut bisa terdampar di Pantai Tagaule karena dibawa banjir dari hulu Sungai Mola.
Bahkan dia memberitahu jika dua minggu yang lalu pemerintah daerah telah memberikan imbauan agar warga yang tinggal di hulu Sungai Mola tidak membuang bangkai babinya di Sungai Mola.
"Pemerintah sudah mengimbau dan melarang warga yang tinggal di hulu Sungai Mola untuk tidak membuang bangkai babi di sungai, tetapi tidak digubris," ucapnya.
Onlyhu meminta pemerintah daerah Kabupaten Nias untuk bertindak tegas kepada warga yang tetap membuang bangkai babi di sungai.
"Kami berharap Pemkab Nias bertindak cepat untuk mencegah dengan memberikan vaksin terhadap babi milik warga agar tidak mati akibat wabah yang terjadi," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Bangkai babi yang memenuhi objek wisata Pantai Tagaule, Kecamatan Bawalato, saat ini sudah sangat mengganggu warga karena menebar bau yang tidak sedap," ucap Onlyhu Ndraha, salah seorang warga Desa Tagaule, Sabtu.
Baca juga: Sejumlah jaringan listrik di Nias tertimpa longsor dan pohon tumbang
Baca juga: Dua nelayan di Nias Barat hilang saat memancing
Dia memberitahu, keberadaan bangkai babi di Pantai Tagaule sudah terjadi sejak Jumat (1/5) dan sangat meresahkan warga.
"Sebagian warga Desa Tagaule beragama Islam, sehingga dengan banyaknya bangkai babi di Pantai Tagaule mereka sangat terganggu, apalagi sedang menjalankan ibadah puasa," ujarnya.
Dari Onlyhu diketahui, puluhan bangkai babi tersebut bisa terdampar di Pantai Tagaule karena dibawa banjir dari hulu Sungai Mola.
Bahkan dia memberitahu jika dua minggu yang lalu pemerintah daerah telah memberikan imbauan agar warga yang tinggal di hulu Sungai Mola tidak membuang bangkai babinya di Sungai Mola.
"Pemerintah sudah mengimbau dan melarang warga yang tinggal di hulu Sungai Mola untuk tidak membuang bangkai babi di sungai, tetapi tidak digubris," ucapnya.
Onlyhu meminta pemerintah daerah Kabupaten Nias untuk bertindak tegas kepada warga yang tetap membuang bangkai babi di sungai.
"Kami berharap Pemkab Nias bertindak cepat untuk mencegah dengan memberikan vaksin terhadap babi milik warga agar tidak mati akibat wabah yang terjadi," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020