Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Tapanuli Selatan membentuk Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana (Des/Keltana).
"Kita 2019 prioritaskan di daerah rawan terancam banjir," kata Kalaksa BPBD Tapanuli Selatan Ilham Suhardi melalui Kabid pencegahan dan kesiapsiagaan Golfird Lumban Tobing, Sabtu (30/11).
Yakni Desa Simataniari dan Kelurahan Rianiate Kecamatan Angkola Sangkunur (dibentuk Jumat, 29/11), dan Desa Muara Hutaraja dan Kelurahan Pardomuan Kecamatan Angkola Selatan (dibentuk Sabtu, 30/11).
"Dua desa dan dua kelurahan di dua kecamatan berbeda ini masih pada tingkat pratama dan kita programkan di 2020 pengembangannya ke tingkat madya," ujarnya.
Dia mengatakan pembentukannya sesuai peraturan kepala BNPB nomor 1 tahun 2012 tentang pedoman desa/kelurahan tangguh bencana.
"Tujuannya membangun masyarakat desa dan kelurahan agar memiliki kemampuan mandiri serta beradaptasi dalam menghadapi potensi ancaman bencana," katanya.
Disamping tambahnya masyarakat dapat memulihkan diri dengan segera serta mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana yang lebih terarah terencana terpadu dan terkoordinasi.
"Sebagai bentuk partisipasi dan kepedulian masyarakat terhadap bencana, kita (BPBD) berharap desa kelurahan tangguh bencana mengusulkan anggarannya dalam dana desa 2020," katanya.
Hal tersebut lanjutnya mengacu dalam Permendes pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi nomor 11 tahun 2019 tentang prioritas penggunaan dana tahun 2020 pada bab ll ayat 1 d antara lain kesiapsiagaan menghadapi bencana, penanganan bencana alam dan pelestarian lingkungan hidup.
Disampaikannya juga bahwa tahun 2016 Desa Bandar Tarutung dan Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur sudah merupakan desa ketangguhan pratama dan dikembangkan menjadi desa tangguh madya di 2018.
Baca juga: Menarik, 19 pasangan suami istri bersaing jadi kepala desa
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Kita 2019 prioritaskan di daerah rawan terancam banjir," kata Kalaksa BPBD Tapanuli Selatan Ilham Suhardi melalui Kabid pencegahan dan kesiapsiagaan Golfird Lumban Tobing, Sabtu (30/11).
Yakni Desa Simataniari dan Kelurahan Rianiate Kecamatan Angkola Sangkunur (dibentuk Jumat, 29/11), dan Desa Muara Hutaraja dan Kelurahan Pardomuan Kecamatan Angkola Selatan (dibentuk Sabtu, 30/11).
"Dua desa dan dua kelurahan di dua kecamatan berbeda ini masih pada tingkat pratama dan kita programkan di 2020 pengembangannya ke tingkat madya," ujarnya.
Dia mengatakan pembentukannya sesuai peraturan kepala BNPB nomor 1 tahun 2012 tentang pedoman desa/kelurahan tangguh bencana.
"Tujuannya membangun masyarakat desa dan kelurahan agar memiliki kemampuan mandiri serta beradaptasi dalam menghadapi potensi ancaman bencana," katanya.
Disamping tambahnya masyarakat dapat memulihkan diri dengan segera serta mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana yang lebih terarah terencana terpadu dan terkoordinasi.
"Sebagai bentuk partisipasi dan kepedulian masyarakat terhadap bencana, kita (BPBD) berharap desa kelurahan tangguh bencana mengusulkan anggarannya dalam dana desa 2020," katanya.
Hal tersebut lanjutnya mengacu dalam Permendes pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi nomor 11 tahun 2019 tentang prioritas penggunaan dana tahun 2020 pada bab ll ayat 1 d antara lain kesiapsiagaan menghadapi bencana, penanganan bencana alam dan pelestarian lingkungan hidup.
Disampaikannya juga bahwa tahun 2016 Desa Bandar Tarutung dan Desa Batu Godang Kecamatan Angkola Sangkunur sudah merupakan desa ketangguhan pratama dan dikembangkan menjadi desa tangguh madya di 2018.
Baca juga: Menarik, 19 pasangan suami istri bersaing jadi kepala desa
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019