Sebuah jembatan di Desa Somanggal Parmonangan di Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan kondisinya miring diakibatkan pondasi jembatan bergeser.

"Jembatan semen yang miring ini memiliki panjang enam meter dan lebar empat meter," Kepala Desa Somanggal Parmonangan Jepry yang menghubungi ANTARA, Kamis (31/10) pagi.

Penyebab bergesernya pondasi jembatan akibat hantaman derasnya air pada saluran irigasi Pangalidangan yang menuju areal persawahan penduduk di wilayah tersebut tiga hari belakangan ini.

"Kita (masyarakat) khawatir jembatan ini bakal ambruk disebabkan sebagian pondasi bawah jembatan yang dibangun pemerintah sekitar 2007 silam ini terlihat sudah mulai menggantung akibat terjadinya erosi," katanya.

Baca juga: 19 Nopember, 115 calon dari 38 desa di Tapsel bertarung merebut kepala desa

Dia mengatakan kendaraan utamanya roda empat seperti truck colt diesel angkut hasil petani yang biasa melintas setiap hari menuju desa sudah tidak lagi karena was-was akan keselamatan karena jembatan miring.

"Selain akses satunya menuju Desa Somanggal Parmonangan, jembatan ini juga penghubung antara tiga Kecamatan yakni Kecamatan Sayur Matinggi dan Kecamatan Tantom Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan, sera Kecamatan Siabu di Kabupaten Mandaling Natal," jelasnya.

Masyarakat Desa Somannggal Parmonangan yang berpenduduk 200 kepala keluarga atau 790 jiwa ini berharap agar jembatan miring ini dapat menjadi perhatian pemerintah utamhya Pemkab Tapanuli Selatan.

"Harapan kami (masyarakat) jembatan ini menjadi perhatian pemerintah sebelum kondisinya semakin lebih parah atau amblas," ucapnya sembari menutup sambungan telepon.

Memang beberapa hari belakangan hujan merata yang melanda wilayah Tapanuli Selatan, Mandailing Natal dan Padangsidimpuan telah menyebabkan berbagai daerah mengalami banjir hingga merendam ratusan hektare areal persawahan penduduk seperti di Kecamatan Tantom Angkola.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019