Petani Kabupaten Tapanuli Selatan yang bersawah di Desa Mombang Boru Kabupaten Tapanuli Tengah mengaku penghasilan panen padinya semakin tahun meningkat.
Pengakuan itu dari salah satu petani Amirsyah Ritonga penduduk Desa Huta Godang Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan kepada ANTARA, Jumat (25/10).
"Panen bulan ini (Oktober) kita berhasil mendapat 400 kaleng gabah (atau 4,5 ton) dari luasan sawah lebih kurang tiga lungguk (sekitar 0,5 hektare)," katanya.
Faktor keberhasilan meningkatnya produksi panen petani ini tidak lepas jaringan pengairan (irigasi) yang baik tambah pola tanam serempak dilakukan petani.
"Jaringan irigasi yang lancar dan pola tanam serempak dan benih yang baik sebagai faktor pendukung utama meningkatnya penghasilan petani di daerah ini," jelasnya.
Baca juga: Pemkab Tapanuli Selatan apresiasi sumbangan ribuan buku dari KAHMI
Keberhasilan baru dirasakan petani sekitar 7-8 tahun kebelakang sejak tahun 2019. Ketika Soeharto lengser dari kursi Presiden tahun 1998 sempat jaringan irigasi (bendungan) rusak dan tidak diperbaiki.
Saat itu ribuan hektare lahan pertanian terlantar bahkan tidak sedikit merubah lahan sawahnya menjadi lahan perkebunan sawit dan karet, petani menderita.
"Setelah saluran induk irigasi di Sungai Garoga diperbaiki akhirnya sisa ribuan hektare areal persawahan masyarakat yang sempat terlantar hidup kembali," katanya.
Baca juga: Siap kalah dan menang, 19 calon kepala desa di Angkola Barat teken "MoU"
Rentang waktu berjalan irigasi semakin lancar pertanian sawah membaik otomatis penghasilan para petani juga semakin tahun meningkat sampai saat ini, ujarnya.
Amirsyah mengatakan bahwa 80 persen masyarakat penduduk desa Aek Pining, Kampung Napa, Sumuran, Batu Hula, Aek Ngadol, Huta Godang, Batu Horing, Desa Garoga) Kabupaten Tapanuli Selatan bersawah atau memiliki sawah di wilayah pertanian Mombang Boru Kabupaten Tapanuli Tengah.
Bahkan bulan Oktober 2019 ini pertanian di wilayah Desa Mombang Boru Tapanuli Tengah ini akan memasuki panen raya yang mayoritas menanam varietas padi ciherang.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Pengakuan itu dari salah satu petani Amirsyah Ritonga penduduk Desa Huta Godang Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan kepada ANTARA, Jumat (25/10).
"Panen bulan ini (Oktober) kita berhasil mendapat 400 kaleng gabah (atau 4,5 ton) dari luasan sawah lebih kurang tiga lungguk (sekitar 0,5 hektare)," katanya.
Faktor keberhasilan meningkatnya produksi panen petani ini tidak lepas jaringan pengairan (irigasi) yang baik tambah pola tanam serempak dilakukan petani.
"Jaringan irigasi yang lancar dan pola tanam serempak dan benih yang baik sebagai faktor pendukung utama meningkatnya penghasilan petani di daerah ini," jelasnya.
Baca juga: Pemkab Tapanuli Selatan apresiasi sumbangan ribuan buku dari KAHMI
Keberhasilan baru dirasakan petani sekitar 7-8 tahun kebelakang sejak tahun 2019. Ketika Soeharto lengser dari kursi Presiden tahun 1998 sempat jaringan irigasi (bendungan) rusak dan tidak diperbaiki.
Saat itu ribuan hektare lahan pertanian terlantar bahkan tidak sedikit merubah lahan sawahnya menjadi lahan perkebunan sawit dan karet, petani menderita.
"Setelah saluran induk irigasi di Sungai Garoga diperbaiki akhirnya sisa ribuan hektare areal persawahan masyarakat yang sempat terlantar hidup kembali," katanya.
Baca juga: Siap kalah dan menang, 19 calon kepala desa di Angkola Barat teken "MoU"
Rentang waktu berjalan irigasi semakin lancar pertanian sawah membaik otomatis penghasilan para petani juga semakin tahun meningkat sampai saat ini, ujarnya.
Amirsyah mengatakan bahwa 80 persen masyarakat penduduk desa Aek Pining, Kampung Napa, Sumuran, Batu Hula, Aek Ngadol, Huta Godang, Batu Horing, Desa Garoga) Kabupaten Tapanuli Selatan bersawah atau memiliki sawah di wilayah pertanian Mombang Boru Kabupaten Tapanuli Tengah.
Bahkan bulan Oktober 2019 ini pertanian di wilayah Desa Mombang Boru Tapanuli Tengah ini akan memasuki panen raya yang mayoritas menanam varietas padi ciherang.
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019