Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Natanail Perangin-angin mengatakan, lahan pertanian warga di Desa Kutarakyat, Kecamatan Naman Teran, terpapar debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung dibersihkan.
"Seluruh lahan pertanian yang berisi tanaman yang tertutup debu tersebut dibersihkan dengan cara disemprot menggunakan alat khusus," kata Natanail, dihubungi dari Medan, Rabu.
Tanaman yang diselimuti debu itu, menurut dia, yakni tanaman kentang, wartel, tanaman sayur-sayuran, dan tanaman lainnya yang berada di kawah Gunung Sinabung.
"Saat ini, lahan pertanian/perkebunan dan tanaman milik warga di Desa Kutarakyat sudah bersih dan tidak ditutupi debu," ujarnya.
Natanail menjelaskan, debu vulkanik tersebut juga dapat merusak tanaman dan juga sangat berbahaya bagi kesehatan warga.
Sehubungan dengan itu, harus dibersihkan dan tidak ada lagi yang tertinggal di areal perkebunan.
Pembersihan lahan perkebunan tersebut, dilakukan kelompok-kelompok tani yang ada di desa tersebut.
"Saat ini tercatat 20 desa terpapar debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, yakni di Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Payung, sebahagian di Kecamatan Tigabinanga, Kota Berastagi, dan Kecamatan Lau Baleng, di Kabupaten Karo," katanya.
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, pada Minggu (9/6) sekitar pukul 16.28 WIB kembali erupsi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 7.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 9.460 meter di atas permukaan laut.
Pihak Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung Badan Geologi dan PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung dalam rilisnya menyebutkan bahwa kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah selatan. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi kurang lebih sembilan menit 17 detik.
Terjadi awan panas ke arah tenggara 3,5 Km dan selatan tiga kilometer serta terdengar suara gemuruh sampai Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung.
Saat ini Gunung Sinabung berada pada status level III (siaga) dengan rekomendasi kepada masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius tiga kilometer dari puncak Sinabung, serta radius sektoral lima kilometer untuk sektor selatan-timur, dan empat kilometer untuk sektor timur-utara.
Pada 20 Mei 2019, Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan penurunan status Gunung Sinabung dari level IV (awas) menjadi level III (siaga).
Hasil pengamatan visual periode Januari hingga Mei 2019, menunjukkan bahwa erupsi gunung itu mengalami penurunan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Seluruh lahan pertanian yang berisi tanaman yang tertutup debu tersebut dibersihkan dengan cara disemprot menggunakan alat khusus," kata Natanail, dihubungi dari Medan, Rabu.
Tanaman yang diselimuti debu itu, menurut dia, yakni tanaman kentang, wartel, tanaman sayur-sayuran, dan tanaman lainnya yang berada di kawah Gunung Sinabung.
"Saat ini, lahan pertanian/perkebunan dan tanaman milik warga di Desa Kutarakyat sudah bersih dan tidak ditutupi debu," ujarnya.
Natanail menjelaskan, debu vulkanik tersebut juga dapat merusak tanaman dan juga sangat berbahaya bagi kesehatan warga.
Sehubungan dengan itu, harus dibersihkan dan tidak ada lagi yang tertinggal di areal perkebunan.
Pembersihan lahan perkebunan tersebut, dilakukan kelompok-kelompok tani yang ada di desa tersebut.
"Saat ini tercatat 20 desa terpapar debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, yakni di Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Payung, sebahagian di Kecamatan Tigabinanga, Kota Berastagi, dan Kecamatan Lau Baleng, di Kabupaten Karo," katanya.
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, pada Minggu (9/6) sekitar pukul 16.28 WIB kembali erupsi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 7.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 9.460 meter di atas permukaan laut.
Pihak Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung Badan Geologi dan PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung dalam rilisnya menyebutkan bahwa kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah selatan. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi kurang lebih sembilan menit 17 detik.
Terjadi awan panas ke arah tenggara 3,5 Km dan selatan tiga kilometer serta terdengar suara gemuruh sampai Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung.
Saat ini Gunung Sinabung berada pada status level III (siaga) dengan rekomendasi kepada masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius tiga kilometer dari puncak Sinabung, serta radius sektoral lima kilometer untuk sektor selatan-timur, dan empat kilometer untuk sektor timur-utara.
Pada 20 Mei 2019, Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan penurunan status Gunung Sinabung dari level IV (awas) menjadi level III (siaga).
Hasil pengamatan visual periode Januari hingga Mei 2019, menunjukkan bahwa erupsi gunung itu mengalami penurunan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019