Dia hanya lulusan Sekolah Menengah Atas, ilmunya dibidang perikanan juga sama sekali nol. Kini dia beromzet ratusan juta rupiah dalam setahun hasil dari budidaya ikan jurungnya.

Adalah Marihot Anton Sihombing (46) akrab disapa Anton, penduduk sekaligus Kepala Desa dua periode Padang Lancat Sisoma, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan sampai sekarang.

"Tujuan awal sebatas konservasi untuk melindungi ikan jurung dari kepunahan Sungai Batang Toru," Anton membuka percakapan dengan ANTARA, Jumat (3/5).

Usaha konservasi dan penelitian 200 ekor anak ikan jurung (ukuran dua jari) sungai Batang Toru baru mulai tampak berhasil setelah lima tahun berjalan sejak di mulai tahun 2004.

"Alhamdulillah, semakin bertambah sekarang sudah menjadi 16 petakan kolam kita sudah mampu menyuplai benih ikan jurung hingga mencapai 30 ribu ekor setiap tahunnya," kata Anton.

Seperti di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Madina, Paluta, Palas, Padangsidimpuan, dan Tapanuli Selatan) disamping Labusel, Labura, Medan, Riau, dan lainnya di Pulau Sumatera.

"Ukuran 5-8 centimeter(Cm) per ekornya dihargai Rp6 ribu sedang 8-10 Cm Rp 6 ribu/ekornya (dikonversi kali 30 ribu pertahun mencapai angka Rp150 - Rp 180 juta/tahun). Diluar penjualan ikan jurung  untuk konsumsi dengan 400-500 ribu/kilo gram," jelasnya.

Ikan jurung (Tor tambroides) di Tapanuli Selatan dikenal "ikan merah" bibirnya dikenal "garing" sedang di Tapanuli dikenal "ihan batak" memiliki protein tinggi  mengandung omega tiga dan ambumin yang bisa mereskoperi sel sel tubuh yang sudah rusak dan menambah stamina.

"Menurut mitos, ikan jurung dulunya untuk konsumsi atau persembahan raja-raja. Boleh percaya atau tidak juga, bisa meningkatkan kesuburan baik lelaki maupun wanita untuk mendapatkan keturunan termasuk biar cepat mendapatkan jodoh," kata Anton.

Belajar Otodidak

Meski otodidak, namun pengetahuan dan pengalaman Anton dibantu empat karyawan tambah keluarga kini banyak dibutuhkan orang lain termasuk dari dinas-dinas terkait perikanan.

Lokasi pembibitan dan pembesaran ikan jurung yang memanfatakan sumber air Aek (sungai) Lancat dari Lembah Lubuk Raya kini menjadi ramai sebagai pusat pelatihan mandiri kelautan dan perikanan dan unit pembenihan rakyat disingkat (P2MKP/UPR) AMPHIBI.

"Tidak henti-hentinya kegiatan seperti pelatihan, permagangan bagi perguruan tinggi, SMK, dinas dan kelompok masyarakat berbagai penjuru yang rutin setiap bulannya ingin menimba ilmu kesini," kata Anton, sambil menunjuk balai lokasi latihan dipinggir petakan kolamnya.
 
Marihot Anton Sihombing (tiga dari kanan) menerima kunjungan seorang peneliti ikan jurung dari Kanada Mr. Randal dan rombongan lainnya (Antara Sumut/Kodir/istimewa)


Ada yang dari Medan,  Tapanuli Bagian Selatan, Universitas Negeri Riau, sejumlah dinas berbagai daerah di Sumut juga menimba datang untuk mendapatkan ilmu tatacara budidaya ikan jurung yang baik.

"Bahkan peneliti ikan jurung Mr. Randal dari negara Kanada baru-baru ini juga datang," katanya, seraya menyebut Mr.Randal merasa heran mengapa Anton bisa berhasil.  

Padahal sepanjang penelitian Randal seperti di Filipina, Thailand dan India tidak menemukan domestikasi yang biasa hidup dialam liar bisa dibudidayakan di kolam biasa, terkecuali di Desa Padang Lancat Sisoma, Tapanuli Selatan.

Mendapat Perhatian

Tidak disangka, perjuangan dan niat Anton Sihombing menyelamatkan ikan jurung sungai Batang Toru mendapat ketertarikan PT.North Sumatera Hydro Energy (NSHE) pelaksana PLTA.Batangtoru menbantunya.

Kerjasama bidang pengembangan dan restoking (mengembalikan ke habitat aslinya) sudah dibangun. Intinya, NSHE ingin sungai Batang Toru kembali diisi ikan jurung sebanyak-banyaknya seperti sedia kala.

"NSHE memfasilitasi segala obat obatan, bangunan Hacthry Indoor dengan fasilitas 45 aquarium (sudah selesai dibangun dan tinggal peresmian) untuk pembenihan buatan," katanya.

"Kelebihan sistem pembenihan buatan angka hidup dan kwantitas ikan jurung lebih tinggi dibanding pembenihan alam seperti yang dilakukan selama ini," katanya, dan bahkan pembibitan buatan cara menyuntikan oprabrim (hormon) sudah ada satu unit dan berhasil baik.

Mudah-mudahan hasil kerjasama dengan NSHE nantinya niat konservasi 15 tahun lalu (2004) melindungi ikan jurung dari kepunahan di sungai Batang Toru berhasil baik demi anak cucu kedepan.

"Saya tidak menyangka tingginya perhatian PLTA Batangtoru terhadap keberlangsungan ikan jurung, terimakasih NSHE..terimakasih PLTA Batangtoru..semoga sukses dan jaya," ucap Anton penuh haru.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019