Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Harga jual cabai merah keriting di tingkat petani Kabupaten Tapanuli Selatan merangkak naik menjadi Rp.11 ribu per kilogramnya kemungkinan akibat produksi menurun.
"Sebelumnya harga per kilonya Rp8 ribu naik menjadi Rp11 ribu per kilo," kata salah satu petani cabai Kecamatan Sipirok Mara Adil Hutasuhut kepada Antara, Senin, seraya berharap harga terus naik.
Hutasuhut menggambarkan harga cabe pernah dikisaran Rp6 ribu dan kemudian naik ke Rp8 ribu per kilo.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Tapanuli Selatan Efrida Yanthi mengatakan harga cabe tingkat petani daerah ini sering mengalami fluktuasi.
"Kalau di pasar-pasar tradisional per kilonya dijual antara Rp12 ribu - Rp13 ribu,"sebut Yanthi melalui Kabid ketersedian pangan Ketapang Tapanuli Selatan Ali Tua Saib Siregar.
Siregar menyatakan fluktuasi harga dipicu pola dan luas tanam masyarakat bertambah menyebabkan produksi meningkat, disamping masuknya produksi luar daerah.
"Untuk menganstisipasi harga kiranya pola tanam tingkat petani dengan mengandalkan budidaya satu produk komoditi dalam sadu desa,"pintanya.
Selain cabe harga produk unggulan Sipirok seperti beras premium dan medium juga mengalami kenaikan harga rata rata 500 rupiah per kilogramnya.
"Beras premium dari sebelumnya Rp12 ribu menjadi Rp12.500 dalam sekilo demikian beras medium Rp11 ribu menjadi Rp11.500 dalam sekilo,"ujarnya.
Kenaikan beras ini katanya dampak faktor cuaca. Rata-rata mesin giling tidak memakai mesin pengering sehingga hanya mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan gabah.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Sebelumnya harga per kilonya Rp8 ribu naik menjadi Rp11 ribu per kilo," kata salah satu petani cabai Kecamatan Sipirok Mara Adil Hutasuhut kepada Antara, Senin, seraya berharap harga terus naik.
Hutasuhut menggambarkan harga cabe pernah dikisaran Rp6 ribu dan kemudian naik ke Rp8 ribu per kilo.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Tapanuli Selatan Efrida Yanthi mengatakan harga cabe tingkat petani daerah ini sering mengalami fluktuasi.
"Kalau di pasar-pasar tradisional per kilonya dijual antara Rp12 ribu - Rp13 ribu,"sebut Yanthi melalui Kabid ketersedian pangan Ketapang Tapanuli Selatan Ali Tua Saib Siregar.
Siregar menyatakan fluktuasi harga dipicu pola dan luas tanam masyarakat bertambah menyebabkan produksi meningkat, disamping masuknya produksi luar daerah.
"Untuk menganstisipasi harga kiranya pola tanam tingkat petani dengan mengandalkan budidaya satu produk komoditi dalam sadu desa,"pintanya.
Selain cabe harga produk unggulan Sipirok seperti beras premium dan medium juga mengalami kenaikan harga rata rata 500 rupiah per kilogramnya.
"Beras premium dari sebelumnya Rp12 ribu menjadi Rp12.500 dalam sekilo demikian beras medium Rp11 ribu menjadi Rp11.500 dalam sekilo,"ujarnya.
Kenaikan beras ini katanya dampak faktor cuaca. Rata-rata mesin giling tidak memakai mesin pengering sehingga hanya mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan gabah.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019