Medan (Antaranews Sumut) - Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara posisi September 2018 turun 0,28 persen dari Maret menjadi 1,291 juta jiwa.
"Kalau di Maret 2018 angka kemiskinan masih 1,324 juta jiwa, maka di September tinggal 1,291 juta jiwa," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Minggu.
Penurunan angka kemiskinan terjadi di perkotaan dan pedesaan yang didorong banyaknya proyek infrastruktur termasuk terkendalinya inflasi.
Di perkotaan, angka kemiskinan posisi September tinggal 8,84 persen dari Maret 2019 yang 9,15 persen.
Sedangkan di pedesaan turun menjadi 9,05 persen dari 9,30 persen di MareT 2019.
"Dengan menurunnya jumlah penduduk miskin, maka persentase angka kemisikinan DI Sumut menjadi 8,94 persen dari 9,22 persen sebelumnya," ujarnya.
Dia menjelaskan, pada Maret 2018 garis kemiskinan Sumut secara total sebesar rP451.673 per kapita per bulan dengan di perkotaan Rp465.790 dan pedesaan Rp435.492.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, masih tingginya juga angka kemiskinan di Sumut, karena perekonomian daerah itu sangat tergantung dengan harga komoditas khususnya sawit dan karet.
Hingga saat ini, ujar dia, harga sawit dan karet tren masih melemah dan di satu sisi usaha industri juga belum berjalan normal.
"Akibatnya angka kemiskinan di Sumut masih di atas lima persen dan kalaupun turun dalam persentase yang kecil," ujar Wahyu yang Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019