Medan (Antaranews Sumut) - Nilai impor Sumatera Utara pada 2018 hingga November naik 25,11 persen dari periode sama sebelumnya atau 5,187 miliar dolar AS.
"Kenaikan didorong naiknya berbagai jenis impor khususnya bahan baku penolong," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Sabtu.
Menurut dia, periode sama tahun 2017, total nilai impor Sumut masih 4,146 miliar dolar AS.
Baca juga: Selama 2018, Sumut hanya inflasi 1, 23 persen
Baca juga: Sumut deflasi 0,51 persen pada November
Syech Suhaimi menyebutkan, pada 2018 semua kelompok barang impor mengalami kenaikan.
Barang modal misalnya naik 18,58 persen atau menjadi 723,426 juta dolar AS.
Kemudian bahan baku penolong juga naik 23,37 persen atau menjadi 3, 953 miliar dolar AS.
Serta barang konsumsi naik 53, 85 persen atau menjadi 510,684 juta dolar AS.
"Masih lebih banyaknya impor berupa bahan baku penolong itu menggembirakan karena menunjukkan industri di Sumut masih bergerak," uajr Syech Suhaimi.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, naiknya impor terus membahayakan apalagi sebaliknya nilai ekspot turun.
"Impor harus dijaga agar jangan sampai defisit dengan ekspor yang terus turun tinggal sekitar 7 miliar dolar AS," katanya.
Menurut Wahyu yang Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU). impor yang harus ditekan adalah barang konsumsi.
Bahkan kalau memungkinkan, barang bahan baku penolong dikurangi dengan cara berupaya membeli buatan dalam negeri.
"Ketergantungan impor harusnya semakin dikurangi," ujar Wahyu.
Baca juga: Pengangguran di Sumut menurun
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Kenaikan didorong naiknya berbagai jenis impor khususnya bahan baku penolong," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Sabtu.
Menurut dia, periode sama tahun 2017, total nilai impor Sumut masih 4,146 miliar dolar AS.
Baca juga: Selama 2018, Sumut hanya inflasi 1, 23 persen
Baca juga: Sumut deflasi 0,51 persen pada November
Syech Suhaimi menyebutkan, pada 2018 semua kelompok barang impor mengalami kenaikan.
Barang modal misalnya naik 18,58 persen atau menjadi 723,426 juta dolar AS.
Kemudian bahan baku penolong juga naik 23,37 persen atau menjadi 3, 953 miliar dolar AS.
Serta barang konsumsi naik 53, 85 persen atau menjadi 510,684 juta dolar AS.
"Masih lebih banyaknya impor berupa bahan baku penolong itu menggembirakan karena menunjukkan industri di Sumut masih bergerak," uajr Syech Suhaimi.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, naiknya impor terus membahayakan apalagi sebaliknya nilai ekspot turun.
"Impor harus dijaga agar jangan sampai defisit dengan ekspor yang terus turun tinggal sekitar 7 miliar dolar AS," katanya.
Menurut Wahyu yang Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU). impor yang harus ditekan adalah barang konsumsi.
Bahkan kalau memungkinkan, barang bahan baku penolong dikurangi dengan cara berupaya membeli buatan dalam negeri.
"Ketergantungan impor harusnya semakin dikurangi," ujar Wahyu.
Baca juga: Pengangguran di Sumut menurun
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019