Medan, 2/1 (Antara) - Inflasi Sumatera Utara sepanjang tahun 2018 sebesar 1, 23 persen atau jauh di bawah angka 2017 yang sebesar 3,20  persen.
     
"Inflasi Sumut di 2018 yang sebesar 1, 23 persen itu juga jauh di bawah angka nasional yang sebesar 3,13 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Rabu.

Inflasi Sumut sepanjang 2018 yang sebesar 1, 23 persen itu terjadi setelah di Desember 2018, Sumut mengalami inflasi sebesar 0,15 persen.

Pada Desember 2018, semua kota yang dijadikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut mengalami inflasi.

Sibolga inflasi sebesar 0,10 persen, Pematangsiantar 0,38 persen, Medan 0,12 persen dan Padangsidimpuan 0,41 persen.

Inflasi di Desember didorong kenaikan tarif angkutan udara yang sebesar 14,52 persen, kemudian harga ayam ras naik 7,20 persen dan bawang merah naik 14,24 persen.

Meski terjadi inflasi di Desember,  angkanya juga masih di bawah nasional yang sebesar 0,62 persen.
     
Pejabat sementara Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara, Hilman Tisnawan menyebutkan, inflasi yang rendah di Desember 2018 sudah diperkirakan sejak awal.

"BI sebelumnya memperkirakan di Desember 2018, inflasi Sumut di kisaran 0,2 persen dan ternyata lebih rendah atau 0,15 persen," katanya.

Inflasi di Sumut terkendali karena terjaganya tekanan harga dari sisi permintaan, "volatile food" dan "administered prices".

Inflasi Sumut di 2018 yang 1,23 persen itu merupakah  inflasi terendah yang terjadi di Sumut dalam beberapa tahun terakhir.

Tahun - tahun sebelumnya, kata Hilman,  inflasi Sumut selalu  di atas 3 persen.

Pada 2017, inflasi di Sumut sebesar 3,20 persen dan pada 2016 lebih tinggi atau 6,34 persen, bahkan pada 2013, Sumut mengalami inflasi 10,18 persen.
     
     

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019