Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Kementerian Pertanian melalui Dirjen Tanaman Pangan RI menyosialisasikan perlakuan benih (seed treatment) kepada kelompok tani di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Indra Rachmadi dari pihak Kementan, di Angkola Muara Tais, Sabtu (5/1), menyebut perihal perlakuan benih untuk peningkatan produktivitas pada sistem tanam tabur benih langsung atau "tabela" di Tapanuli Selatan yang menjadi pilot project.

Ia mengatakan pihaknya akan melakukan analisis secara intensif hasil dari metode tabela dan konvensional.

"Bila nantinya lebih menguntungkan tabela dibanding konvensional, metode tersebut akan diperluas lagi. Dengan metode tabela tanam rapat nyaris tak memberi ruang tumbuhnya gulma," terangnya.

Sosialisasi perlakuan benih ini dilakukan di Desa Tatengger dan Desa Pangaribuan Kecamatan Angkola Muara Tais yang dihadiri petugas PHP Tapsel Iskandar Lubis, KCD/PPL dan petani pelaksana kegiatan.

Untuk mendapatkan benih yang streril kuman, proses pertama bibit di rendam dalam wadah (ember) misal berisi air sekitar 15 liter yang bercampur bahan PGPR (200 cc) dan Furadan (tujuannya untuk mengendalikan burung) lalu diamkan satu kali 24 jam. 

"Sebelum bibit ditebar, diangin-anginkan satu kali 24 jam setelah itu benih siap tabur," katanya.

Tinggal menabur benih yang sudah kering tadi ke hamparan sawah pada setiap jarak dua meter sisakan ruang kosong 30 centimeter gunanya untuk ruang penyemprotan kelak. 

Sebelumnya ada sekitar 39 kelompok tani yang tersebar di Kecamatan Angkola Tano Tombangan, Kecamatan Sayur Matinggi dan Kecamatan Batang Angkola yang menerapkan budidaya padi medote tabela di luasan areal sawah lebih 300 hektare.

"Metode tabela merupakan instruksi Kementerian Pertanian RI, dan Tapanuli Selatan dihunjuk menjadi pilot project setelah daerah di Kalimantan. Target Januari 2019 sudah selesai tertanam," kata Indra.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019