Medan (Antaranews Sumut) - Syasya, muda, bertalenta, berbakat, pantang menyerah dan memiliki segudang prestasi dalam cabang olahraga panahan membuat atlet panahan kota Medan ini sepantasnya menjadi salah satu asset yang patut diacungi jempol.

Pasalnya, selama latihan 6 bulan telah menuai berbagai prestasi di even panahan. Bidikan busurnya siap untuk menepati sasaran target tentunya dengan misi prestasi dan prestasi ke depannya.

Pengidola Diananda Choirunisa ini memulai debutnya dalam cabang panahan sejak Juni 2018 bergabung di Planters Archery Club berlokasi di Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan/STIP-APJalan Willem Iskandar. 

Baca juga: Planters kirim 16 atlet dikompetisi panahan Tebing Tinggi

Atlet bernama lengkap Syakira Syahada Sinurat mendapat binaan dari pelatih Yose Andre Sinuhaji dan terlepas dari pengawasan head coach Herman Juli Prasetyo yang menjabat Ketua Perpani Jakarta Utara yang selalu memantau setiap perkembangan atlet.

Anak dari pasangan Syaidir Sinurat dan Aisyah Hanim Lubis telah menorehkan prestasi antara lain, harapan II Planters Open Deliserdang 2018 Deliserdang, perak Deliserdang Open 2018, perunggu Kejuaraan Kajari Tebingtinggi 2018, perunggu Kejurda Perpani Sumut Simalungun 2018, Juara IV Beregu Batam Open 2018. 

Terakhir mendulang 2 emas untuk kontingen Kecamatan Medan Tembung dalam ajang PORKOT Medan X/2018 pada nomor eliminasi 15 meter putri kategori SD dan kualifikasi 15 meter putri kategori SD.

Atlet berhijab yang dilahirkan di Medan ini saat ini sedang fokus latihan jelang menghadadapi kejuaraan panahan memperebutkan Piala Kajari Tebingtinggi yang digelar akhir Desember 2018. 

Tentunya, target bidikan busur untuk memperbaiki prestasi yang diraih sebelumnya. Ya optimis menuju podium satu.

Pelajar kelas 6 SD Ar-Rahman menggeluti panahan termotivasi setelah menonton film Srikandi, setelah digelutinya membuat dirinya betah untuk berlatih dan berlatih. 

Apalagi atlet yang akrab disapa Syasya ini terlahir dari keluarga yang kuat dengan disiplin sehingga disiplin di rumah, di sekolah membuat dirinya disiplin dalam setiap kali latihan.

"Saya tertarik panahan setelah menonton film Srikandi. Lalu saya ungkapkan keinginan untuk latihan panahan kepada ibunda. Keinginan langsung direstui ibunda dan sampai saat ini terus menggeluti panahan. Insya Allah saya ingin memberikan yang terbaik kepada negara mewakili srikandi Medan,” ujar penggemar pelajaran matematika ini.

Peraih jauara III O2SN ini menuturkan masih banyak kejuaraan yang dihadapi tingkat regional, nasional maupun internasional. Hal ini harus dilakoni untuk menambah jam terbang dan pengalaman sebagai seorang atlet. 

Selain itu juga untuk melakukan evaluasi diri selama latihan dibandingkan saat pertandingan untuk melihat kelebihan dan kekurangan diri sendiri maupun atlet daerah lain.

Pertama kali bertanding tudak mendapat medali, namun hal ini memjadi cambuk bagi diri sendiri untuk memperbaiki diri. 

Hal inilah menjadi acuan saya untuk terus berlatih, akhirnya berhasil menorehkan prestasi. Olahraga panah bukan hanya sekedar olahraga biasa. Tetapi olahraga yang mengharuskan kita untuk bisa menahan diri untuk mengontrol emosi," katanya.

 

Pewarta: Juraidi

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018