Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Pihak keluarga korban banjir bandang di Tapanuli Selatan berharap kepada tim untuk dapat terus melakukan pencarian dengan menyisir sungai untuk menemukan satu korban lainnya yakni Heste, bayi yang baru berusia dua bulan.
"Harapan kami keluarga minimal tujuh hari. Mudah-mudahan cucu kami dapat ditemukan. Lebih dari waktu itu mungkin kami juga sudah ikhlas, soalnya upaya sudah maksimal, " kata kakek korban, Wasito (53).
Wasito sendiri menyampaikan harapan tersebut di hadapan pihak Forkopimka, BPBD, Basarnas, masyarakat di sela-sela evakuasi jasad korban puterinya Cindi (11) yang berhasil ditemukan, Minggu (2/12) siang di Sungai Batang Selai, Lingkungan Sirotcitan.
Baca juga: Dua warga Tapsel terseret banjir bandang
Baca: Jasad korban banjir bandang ditemukan pemancing ikan
Demikian di sampaikan Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan Ilham Suhardi melalui Kabid Kedaruratan/Logistik Hotmatua Rambe, kepada Antara, Senin (3/12).
"Wasito kakek bayi dan ibunya Puteri (20) korban selamat dari terjangan banjir masih berharap, bayi yang kemungkinan besar sudah tidak bernyawa dapat ditemukan kembali," kata Hotmatua menangkap pembicaraan dengan Wasito.
Sebelumnya, luapan air sungai Sialang di Dusun Mosa/Palang, Kecamatan Angkola Selatan, Tapanuli Selatan yang secara tiba-tiba saat hujan melanda wilayah itu pada Kamis (29/11) telah mengakibatkan banjir bandang.
Satu rumah dimiliki Wasito berikut puterinya Cindi (korban ditemukan meninggal) dan cucunya Heste terseret banjir bandang saat malam kejadian sekitar pukul 19.30 WIB.
Syukurnya, Wasito bersama isterinya Erniwati (50) dan menantunya Puteri (20), ibu dari bayi dua bulan Heste, yang sempat berjuang kuat melawan derasnya air sungai bercampur material batang-batang kayu, bisa selamat dengan bagian tubuh banyak terluka.
Saat berjuang melawan air, cucunya Heste lepas dari gendongan kakeknya Wasito, dan terbawa derasnya arus air sungai bersama korban Cindi yang malam tadi sudah dikebumikan.
Menurut Kalaksa BPBD Ilham Suhardi, pihaknya bersama Basarnas, masyarakat, kecamatan yang terlibat akan terus berupaya mencari satu korban hanyut yang belum ditemukan tersebut. "Hari ini hari keempat penyisisan sungai mudah-mudahan sama seperti harapan keluarga bayi dua bulan Heste dapat ditemukan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
"Harapan kami keluarga minimal tujuh hari. Mudah-mudahan cucu kami dapat ditemukan. Lebih dari waktu itu mungkin kami juga sudah ikhlas, soalnya upaya sudah maksimal, " kata kakek korban, Wasito (53).
Wasito sendiri menyampaikan harapan tersebut di hadapan pihak Forkopimka, BPBD, Basarnas, masyarakat di sela-sela evakuasi jasad korban puterinya Cindi (11) yang berhasil ditemukan, Minggu (2/12) siang di Sungai Batang Selai, Lingkungan Sirotcitan.
Baca juga: Dua warga Tapsel terseret banjir bandang
Baca: Jasad korban banjir bandang ditemukan pemancing ikan
Demikian di sampaikan Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan Ilham Suhardi melalui Kabid Kedaruratan/Logistik Hotmatua Rambe, kepada Antara, Senin (3/12).
"Wasito kakek bayi dan ibunya Puteri (20) korban selamat dari terjangan banjir masih berharap, bayi yang kemungkinan besar sudah tidak bernyawa dapat ditemukan kembali," kata Hotmatua menangkap pembicaraan dengan Wasito.
Sebelumnya, luapan air sungai Sialang di Dusun Mosa/Palang, Kecamatan Angkola Selatan, Tapanuli Selatan yang secara tiba-tiba saat hujan melanda wilayah itu pada Kamis (29/11) telah mengakibatkan banjir bandang.
Satu rumah dimiliki Wasito berikut puterinya Cindi (korban ditemukan meninggal) dan cucunya Heste terseret banjir bandang saat malam kejadian sekitar pukul 19.30 WIB.
Syukurnya, Wasito bersama isterinya Erniwati (50) dan menantunya Puteri (20), ibu dari bayi dua bulan Heste, yang sempat berjuang kuat melawan derasnya air sungai bercampur material batang-batang kayu, bisa selamat dengan bagian tubuh banyak terluka.
Saat berjuang melawan air, cucunya Heste lepas dari gendongan kakeknya Wasito, dan terbawa derasnya arus air sungai bersama korban Cindi yang malam tadi sudah dikebumikan.
Menurut Kalaksa BPBD Ilham Suhardi, pihaknya bersama Basarnas, masyarakat, kecamatan yang terlibat akan terus berupaya mencari satu korban hanyut yang belum ditemukan tersebut. "Hari ini hari keempat penyisisan sungai mudah-mudahan sama seperti harapan keluarga bayi dua bulan Heste dapat ditemukan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018