Medan, 25/2 (Antara) - Eksportir kopi Sumatera Utara masih kesulitan ekspor karena harga lokal masih tetap menguat atau hampir sama dengan penjualan ke luar negeri.
"Harga lokal di kisaran Rp40.000 - Rp41.000 per kg sementara harga ekspor hanya Rp41.000-Rp42.000 per kg.Dengan kondisi itu, pengusaha masih sulit bertransaksi," kata Ketua Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Sumut Andryanus Simarmata di Medan, Senin.
Akibat harga beli dan ekspor hampir sama itu, eksportir cenderung melakukan "wait and see' (menunggu dan melihat).
Transaksi dagang hanya untuk memenuhi kontrak dagang yang sudah disepakati dengan importir sebelumnya, katanya.
Menurut Andryanus, masih mahalnya harga jual di pasar lokal karena stok yang masih belum terlalu banyak di tangan petani dan pedagang.
"Ada prakiraan harga di lokal akan tertekan di April karena pada bulan itu masuk panen," katanya.
Kalau selisih harga lokal dan ekspor lumayan besar, perdagangan ke luar negeri tentunya semakin membaik.
"Tetapi asal jangan harga ekspor melorot pula," katanya.
Mengenai permintaan kopi di pasar luar negeri, kata dia, sejak awal tahun masih lumayan bagus menyusul tren minum kopi yang semakin meningkat.
Petani kopi di Sidikalang, Romel Sembiring mengakui, harga kopi masih lumayan bagus di kisaran Rp15.000 per kg untuk Robusta dan Rp14.500 per kg jenis Arabika.
Harga Robusta lebih mahal karena permintaan lebih tinggi ditengah produksi yang tidak banyak.
Rommel juga mengakui, akan terjadi panen besar kopi dan sudah mulai terlihat di akhir Februari.
"Diperkirakan panen banyak tahun ini. Mudah-mudahan saja harga jual tidak anjlok pula," katanya. ***3*** (T.E016/B/R. Chaidir/R. Chaidir) 25-02-2013 13:54:42