Medan, 9/1 (ANTARA) - Harga ekspor karet Indonesia jenis SIR 20 masih terus bertahan tinggi di atas tiga dolar AS per kg sejak naik menembus angka tiga dolar AS pada awal 2013.
"Pada Rabu(9/1) harga SIR 20 di bursa Singapura untuk pengapalan Februari masih ditutup tinggi seharga 3,04 dolar AS per kg dan itu membuat harga bokar (bahan olah karet) tetap mahal di pabrikan Sumut," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, di Medan, Rabu.
Harga bokar d tingkat pabrikan Hari Rabu sekitar Rp25.024-Rp27.024 per kg.
Kenaikan harga disebabkan berbagai faktor mulai dari permintaan yang banyak pascalibur akhir tahun dan kekhawatiran dengan langkah Indonesia, Malaysia dan Thailand yang menyatakan masih akan terus mengurangi ekspor karet untuk menaikkan harga jual komoditas itu yang tren menurun di tahun lalu.
"Mudah-mudahan harga bertahan bagus di atas 3 dolar AS per kg setelah di tahun lalu tren melemah di bawah angka 3 sehingga menyebabkan devisa Indonesia maupun Sumut dari komoditas itu menurun ,"katanya.
Melihat pergerakan harga di pasar bursa Singapura, ada dugaan harga karet akan naik lagi.
Pada sesi penutupan di bursa Singapura, Rabu, misalnya, harga karet untuk pengapalan Maret dan April naik lagi menjadi 3,05 dan 3,07 dolar AS per kg.
Bahkan untuk pengapalan Juli harga lebih mahal lagi atau sudah 3,11 dolar AS per kg.
Penasehat DPP Gapkindo, Tjoe Min Fat, menyebutkan sesuai kesepakatan tiga negara produsen utama karet yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand, pengurangan ekspor direncanakan masih terus dilangsungkan hingga Maret.
"Seperti yang direncanakan pengurangan hingga 300.000 ton, dengan harapan harga bisa pulih di atas 3 dolar AS," katanya.
Harga ekspor awal 2013 sudah semakin membaik atau di atas 3 dolar AS setelah di penutupan di bursa pada 31 Desember 2012 harga masih tercatat 2,988 dolar AS per kg.
***3*** (T.E016/B/M019/M019) 09-01-2013 22:20:35