Medan, 3/1 (ANTARA) -Permintaan kopi Sumatera Utara pada awal tahun 2013 masih sepi karena pabrikan di luar negeri belum beroperasi normal pascalibur Natal dan tahun baru.
"Permintaan ekspor masih sepi, tapi tren harga tampak menguat meski belum stabil kembali setelah menurun di akhir tahun,"kata Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Adryanus Simarmata, di Medan, Kamis.
Harga kopi arabika siap eksporĀ di pasar lokal pekan ini sudah berkisar Rp39.000 per kg dengan harga ekspor sekitar Rp43.000.
Sebelum turun di akhir tahun, harga kopi arabika sempat Rp46ribuan per kg.
"Mudah-mudahan tren harga kopi terus menguat, karena beberapa tahun terakhir, harga kopi bisa dikatakan memburuk,"katanya.
Tahun lalu, selain harga jatuh dan pembelian menurun, permintaan kopi itu juga cenderung dengan kualitas lebih rendah .
Kondisi itu membuat pengusaha kesulitan dan sangat berhati-hati dalam melakukan transaksi.
"Mudah-mudahan awal tahun ini harga kopi semakin membaik karena panen juga sudah habis sehingga pasokan tidak banyak,"katanya.
Dia menjelaskan, selain kopi biji, permintaan dari luar negeri semakin banyak berupa bubuk kopi baik jenis arabika atau robusta.
Permintaan bubuk kopi yang meningkat itu khususnya ke negara-negara baru peminum kopi seperti China.
Petani kopi dari Dairi, Sumut, R.Sembiring menyebutkan, permintaan kopi dari pedagang sudah banyak pekan ini dengan dalih untuk kontrak baru ekspor.
Tetapi panen memang sudah mulai habis sejak panen akhir tahun yang sudah dimulai Juli 2012.
"Harga juga lumayan bagus atau di kisaran Rp24.00 per kg,"katanya.***2***(T.E016/B/B008/B008)
(T.E016/B/B008/B008)