Medan (ANTARA) - Provinsi Sumatera Utara memiliki dua titik penilaian yang akan menjadi proyek waste to energy atau pembangunan stasiun Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL).
"Untuk waste to energy di Sumatera Utara ada dua titik, yaitu Kota Medan dan Deli Serdang. Saat ini sudah masuk tahapan lebih lanjut," kata Gubernur Sumut Bobby Nasution bersama jajaran direksi Bank Sumut dalam temu pers di Kantor Gubernur Sumut, Kamis.
Gubernur mengatakan, Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah melakukan survei langsung terhadap potensi pemanfaatan sampah di dua kabupaten/kota di Sumut tersebut.
Diantaranya tempat pemrosesan akhir yang menggunakan sistem tertutup dengan volume sampah mencapai 1.800 ton lebih per hari di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan.
Volume sampah atau metode pengelolaan menjadi bahan pertimbangan untuk bisa mengusulkan dilakukannya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
"Kalau saya tidak salah, ada beberapa perusahaan yang boleh berinvestasi waste to energy di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara," tutur Bobby.
Gubernur juga meminta Bank Sumut sebagai industri perbankan di daerah agar terlibat langsung terhadap proyek waste to energy di wilayah Sumut.
"Peran dari Bank Sumut itu apa? kan itu paling penting. Peran Bank Sumut salah satunya bisa masuk kepada masalah pembiayaan proyek ini," kata Bobby.
Direktur Bisnis dan Syariah Bank Sumut Syafrizalsyah mengaku siap menjalankan arahan Gubernur Sumut Bobby Nasution untuk terlibat dalam proyek waste to energy itu.
"Memang kalau nanti program ini jalan di Kota Medan sama Deli Serdang, ya kita siap masuk ke pembiayaan," ujar Syafrizalsyah.
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani mengungkapkan, lebih dari 204 investor baik dalam maupun luar negeri meminati pembangunan program waste to rnergy atau pembangunan stasiun PSEL di Indonesia.
"Kita sudah membuka prosesnya, dan yang masuk sebenarnya lebih dari 204 investor baik dari dalam dan luar negeri," kata Rosan setelah Rapat Koordinasi Terbatas Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik di Jakarta, Jumat (24/10).
Dia menambahkan, dari total 204 perusahaan itu, sebanyak 66 perusahaan berasal dari luar negeri dan sisanya dari dalam negeri.
"Prosesnya ini untuk seleksi kita mengharapkan pada bulan November sudah mulai untuk proses tender atau bidding-nya," katanya.
Tugas Danantara dalam waste to energy adalah mengundang investor, namun kalaupun tidak ada investor yang masuk maka Danantara tetap akan melaksanakan program waste to energy karena semua aturannya sudah jelas.
Terdapat tujuh wilayah yang sudah siap tidak hanya dari segi sampah, tapi juga dari segi lahan dan juga dari segi ketersediaan air dan listrik, serta yang paling penting adalah sudah ada jalur distribusi listriknya dengan PLN.
"Jadi secara komprehensif memang sudah siap untuk dijalankan, jadi sekarang proses tendernya ini kami jalankan tentunya berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Pangan dan juga Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Dalam Negeri dan juga kementerian terkait lainnya," tutur Rosan.
